Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
DPRD Kalsel

Wakil Rakyat “Rumah Banjar” Dukung Optimalisasi Potensi Energi Terbarukan di Banua

Avatar
471
×

Wakil Rakyat “Rumah Banjar” Dukung Optimalisasi Potensi Energi Terbarukan di Banua

Sebarkan artikel ini
Fokus diskusi bertajuk Transisi Energi Terbarukan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Kalsel, bertempat di salah satu hotel ternama di Kota Banjarbaru, Rabu (20/9/2023). (Foto: Humas DPRD Kalsel/Koranbanjar.net)
Fokus diskusi bertajuk Transisi Energi Terbarukan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Kalsel, bertempat di salah satu hotel ternama di Kota Banjarbaru, Rabu (20/9/2023). (Foto: Humas DPRD Kalsel/Koranbanjar.net)

Wakil Rakyat “Rumah Banjar” mendukung upaya pengembangan potensi energi terbarukan di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) sebagai salah satu langkah untuk meminimalisir polusi dan emisi karbon. Sehingga, dapat melindungi lingkungan serta mencegah pemanasan global.

BANJARBARU, koranbanjar.netHal itu diungkapkan oleh Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalsel, Sahrujani ketika memberikan sambutan pada kegiatan fokus diskusi bertajuk Transisi Energi Terbarukan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Kalsel, bertempat di salah satu hotel ternama di Kota Banjarbaru, Rabu (20/9/2023).

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Diketahui, kegiatan fokus diskusi tersebut terkait dengan kajian oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Delft University of Technology (TU Delft) dengan tujuan menggali potensi energi terbarukan di Kalsel.

Sahrujani mengatakan sangat mendukung program ini. Selaku perwakilan rakyat, ia berharap Kalsel dapat terus bergerak melangkah maju untuk memanfaatkan energi terbarukan ini.

Menurutnya, sejauh ini selama bertahun-tahun, sejak ditemukannya minyak yang murah, manusia telah menggantungkan pemenuhan kebutuhan energinya dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam dan batubara.

“Ketergantungan manusia pada bahan bakar fosil mengakibatkan masalah polusi lingkungan dan ketahanan energi. Penggunaan bahan bakar fosil telah mengakibatkan emisi gas rumah kaca yang dapat memicu pemanasan global. Pada sisi yang lain, cadangan energi fosil yang terus berkurang memunculkan kekhawatiran mengenai aspek ketahanan dan kelestariannya. Oleh karena itu, energi baru dan terbarukan harus didorong secara akseleratif untuk terus dikembangkan,” tuturnya.

Secara umum, dijelaskan Sahrujani, ada dua aspek yang menjadi tantangan yang harus dihadapi dalam upaya transisi energi terbarukan.

“Pertama, tantangan dari perspektif yuridis, yakni kita memerlukan peraturan perundang-undangan yang khusus mengatur perihal tersebut. Kedua, kita juga mungkin perlu mengakselerasi upaya transisi itu dengan menghadirkan regulasi di tingkat daerah untuk mendukung transisi energi itu,” tutupnya. (Bay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh