Banjar  

Wakil Bupati Kabupaten Banjar Menghadiri Haul Wali Lima

peringatan haul jama Wali Lima, di Kubah Keramat Jalan Murung Kenanga Desa Tunggul Irang Seberang, Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar, Senin (9/9/2024) pagi. (Sumber Foto: Kominfo Kabupaten Banjar/koranbanjar.net)

Wakil Bupati Kabupaten Banjar Said Idrus Al-Habsyi bersama ribuan Jemaah menghadiri peringatan haul jama Wali Lima, di Kubah Keramat Jalan Murung Kenanga Desa Tunggul Irang Seberang, Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar, Senin (9/9/2024) pagi.

BANJAR,koranbanjar.net – Peringatan haul turut dihadiri, mantan Gubernur Kalimantan Selatan dan Bupati Banjar Rudy Arifin, para alim ulama, tuan guru, tokoh masyarakat dan para habib.

Kegiatan haul diawali pembacaan syair maulid simtudduror dan ayat-ayat suci Alquran. Mewakili Keluarga Besar Wali Lima, KH Hasanuddin Badruddin membacakan Manakib Wali Lima yang disimak khusyu jemaah haul.

Wali Lima yang dihauli yaitu haul ke 82 KH Abdurrahman, ke 61 KH Ahmad Zaini, ke 59 KH Husein Qodri, ke 33 KH Badruddin, ke 25 KH Muhammad Rosyad, serta haul ke-28 KH Muhammad bin KH Badruddin.

Dalam tausiahnya Al-Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan mengajak jemaah untuk mencintai seluruh aulia atau wali allah karena para telah mengajarkan ilmu agama kepada masyarakat, sehingga dapat memperoleh keberuntungan dan manfaat.

 

“Dengan Ilmu agama orang dapat mengerjakan amal saleh yang bermanfaat baik untuk manusia yang masih hidup maupun sudah meninggal dunia,” katanya.

Habib Jindan juga menjelaskan, menuntut ilmu dalam islam hukumnya wajib terutama ilmu agama dari para tuan guru maupun wali allah.

“Sejumlah ayat alquran dan hadits nabi banyak menyinggung hal ini, salah satunya sabda Rasulullah SAW yaitu siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga menurut HR Muslim,” jelas Habib Jindan.

Ia juga mengingatkan sesama muslim agar tidak saling menghina atau mencaci maki karena apabila seorang muslim menghina muslim lainnya akan menjadi fasik atau kesaksiannya tidak diterima.

 

“Seorang muslim yang sejati menjaga ucapan dan tangannya dalam menulis atau mengetik untuk dikirim ke media sosial untuk tidak mencaci maki dan menghina manusia lainnya sehingga orang lain merasa aman dan dihargai,” jelas Habib Jindan.

Kegiatan haul diakhiri dengan pembacaan tahlil, zikir dan doa yang dipimpin oleh KH Muaz Hamid asal Martapura. (dya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *