RANTAU, koranbanjar.net – Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Tapin menggelar diskusi bersama komunitas para guru yag tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Bahasa Indonesia SMP dan MTS se-Kabupaten Tapin, Selasa (13/3), di Ruang Perpustakaan Kabupaten Tapin.
Diskusi hari ini, menurut Kepala Bidang Pelayanan Perpustakaan dan Arsip Daerah Tapin, Drs. Sibram Mulsi, dilaksanakan bersama para guru di kelompok MGMP Bahasa Indonesia
“Ngobrol pintar bersama komunitas para pembaca atau disingkat Ngopi. Dalam pertemuan ini kita memberikan masukan-masukan perkembangan dunia pendidikan pada intinya dengan tema sinergitas untuk peningkatan program literasi di sekolah,” katanya.
Rencana, lanjut dia, bulan April 2018 nanti, pihaknya menyelenggarakan lomba penulisan cerita rakyat Tapin, karena muatan lokal sangat minim sekali dan ini perlu sebagai bentuk konstribusi kepada Kabupaten Tapin.
Guru adalah sosok insan pembelajar yang terus belajar dan meningkatkan kompetensinya. Upayanya dalam meningkatkan kompetensi guru terus dilakukan agar senantiasa meningkatkan kompetensi peserta didik.
Ketua MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Tapin, Fiva Nuryani mengatakan kepada koranbanjar.net, pihaknya menghadiri undangan Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tapin untuk pertemuan tentang sinergitas peningkatan program literasi di sekolah.
Sebagai informasi bahwa untuk tahun pelajaran 2018-2019 seluruh sekolah di Indonesia tingkat SMP sudah melaksanakan kurikulum 2013. Dalam kurikulum ini, ruhnya adalah pendidikan karakter dan kegiatan literasi.
“Diskusi ini sangat berkaitan erat dan tidak terpisahkan antara kegiatan literasi dengan perpustakaan ini. Jadi perpustakaan memberikan fasilitas sumber belajar, tempat belajar yang akan diimplementasikan dalam kegiatan literasi di sekolah,” katanya.
Dalam program ke depan pihaknya bersinergi melalui kelompok belajar, kemudian perlombaan sebagaimana disampaikan pihak perpustakaan, April akan diselenggarakan lomba cerita rakyat yang berkaitan dengan guru Bahasa Indonesia.
Diharapkan melalui kegiatan ini, khususnya para guru Bahasa Indonesia mulai bergerak meliterasi, kemudian meningkatkan minat baca.
“Mulai diri kita sendiri kemudian kita sebarkan kepada orang-orang terdekat dan anak didik, sehingga ke depan mereka memiliki wawasan dan pengetahuan tanpa mengedepankan, mengurangi atau menyampingkan karakter yang menjadi tonggak generasi penerus bagsa nanti.(mj-002/sir/kie)