MARABAHAN, KORANBANJAR.NET – Aktivitas truk pengangkut hasil perkebunan sawit yang sering melintas di Jl Kartini, Marabahan Kota, Kabupaten Batola menuai protes warga setempat. Pasalnya, aktivitas truk tersebut dinilai menjadi penyebab rusaknya Jl. Kartini. Bukan cuma itu, juga menimbulkan kerusakan beberapa bagian rumah warga lantaran mengalami getaran.
Menurut warga Jl. Kartini, Bowo, yang rumahnya persis di pinggir Jl Kartini, sopir pengangkut sawit sering mengemudikan mobilnya cukup kencang.
“Tolong diberitakan agar mereka (sopir truk) tahu dampak yang ditimbulkan akibat melintas di Jl Kartini ini,” ujar Bowo, Jumat (4/5).
Akibat lintasan atau laju truk yang bermuatan berat tersebut, ujar dia, sehingga membuat jalan bergetar, dinding rumah dan beberapa rumah warga lainnya mengalami kerusakan.
Dia sudah sering mengingatkan sopir agar jangan membawa mobil terlalu kencang, karena getarannya akan sangat terasa di dalam rumah. Namun teguran itu sering tidak digubris.
“Sekarang warga di sini sudah mulai resah. Kalau tetap tak diindahkan permintaan kami, maka jangan salahkan kalau jalan ini nanti kami pagari kayu galam, supaya truk tidak bisa lewat lagi,” katanya.
Untuk kerusakan jalan yang diakibatkan aktivitas truk sawit, sambung Bowo, sebelumnya sudah ada kesepakatan antara Pemkab Batola dengan pengusaha angkutan, akan memperbaiki.
“Tetapi, kenyataannya, mereka kerap ingkar. Contohnya seperti sekarang, sudah beberapa minggu rusak belum diperbaiki,” tukasnya.
Jl Kartini memang salahsatu ruas jalan yang boleh dilewati truk pengangkut sawit menuju pabrik Crude Palm Oil (CPO) milik PT Agro Bumi Sentosa (ABS) di Km 2 Desa Telaran, Kecamatan Marabahan.(rd/foto: rudi/ banuapost.com/grup koranbanjar.net)