Perbaikan Jalan Sekumpul Kelurahan Sekumpul Kecamatan Martapura merupakan bagian dari penataan revitalisasi obyek wisata religi kawasan Sekumpul, yang dilengkapi juga trotoar dan fasilitas jalan khusus disabilitas.
BANJAR,koranbanjar.net – Jalan Sekumpul adalah sebuah akses utama semua masyarakat dalam beraktivitas, sehari-sehari bagi masyarakat setempat dan sekitarnya maupun penziarah makam Guru Sekumpul (Al Mukarram KH Muhammad Zaini Ghani)
Saat ini Kementerian PUPR RI dengan motivasi anggota DPR RI telah melaksanakan revitalisasi penataan Sekumpul atau wilayah Kabupaten Banjar tersebut.
Pembangunan secara berkesinambungan saat ini nampaknya masih kelanjutan tahap pertama di depan Jalan Sekumpul hingga jembatan irigasi di Jalan Sekumpul.
Antara lain, saluran drainase tertutup, trotoar, pintu gerbang, jembatan irigasi, taman di antara Jalan Sekumpul dan Jalan Pendidikan berikut sarana prasarana pendukung lainnya.
Pantau koranbanjar.net di lokasi Jalan Sekumpul pada Kamis (31/3/2022), para pekerja melakukan penyempurnaan pemasangan penerangan jalan umum (PJU) dan pembuatan jalur khusus disabilitas.
Jalan untuk disabilitas itu berupa guilding block, dengan tesktur bulatan menonjol serupa braile dan berwarna kuning. Berada di trotoar sebelah kiri dan kanan.
Dengan demikian trotoar bagi penjalan kaki, penziarah atau masyarakat ini tidak hanya dapat digunakan masyarakat biasa dan umum tapi mengistimewakan disabilitas.
Fasilitas tersebut memang khusus diberikan untuk disabilitas yang memiliki kekurangan agar dapat menikmati suasana di tempat itu sendiri atau lebih mudah dalam mengakses trotoar di Jalan Sekumpul.
Pihak pemerintah setempat melalui Dinas PUPRP Kabupaten Banjar dan pemerintah kecamatan hingga kelurahan, turut melakukan pemantauan terhadap perkembangan revitalisasi kawasan Sekumpul.
Warga Kecamatan Martapura Wiwi kepada koranbanjar.net mengaku gembira dengan semakin lebar dan bersihnya Jalan Sekumpul.
“Apalagi kalau malam hari terlihat terang benderang dengan adanya lampu jalan yang menyala dan tertata rapi,” katanya, yang mengaku tinggal di Desa Indrasari.
Semula, sebut dia, bingung dengan trotoar ada jalur khusus berwarna kuning tapi akhirnya mengerti bahwa itu jalan diperuntukkan bagi disabilitas.
Mengutip dari https://futagotrotoar.co.id, dasarnya building block merupakan keramik ataupun ubin yang mempunyai desain khusus seperti garis lurus dan bulatan – bulatan, sengaja membantu mengarahkan para pejalan kaki berkebutuhan khusus atau disabilitas, terutama penyandang tunanetra.
Pemasangan guiding block ini sendiri juga merupakan penerapan Penerapan Menteri Pekerjaan Umum tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesilitas. Di antaranya, fasilitas umum khusus penyandang disabilitas, berupa guiding block.
Guiding block itu sendiri diadaptasi dari tekstur yang ada di huruf braile, jadi nantinya lebih mudah dikenali serta mempermudah para penyandang tunanetra ketika berada di trotoar ataupun tempat lain.
Pola yang digunakan dalam guiding block sendiri berbentuk bulatan dan juga garis panjang.
Dua pola mempunyai makna berbeda, untuk pola bulatan berarti jalan terus. Guiding block juga dibuat dengan warna berbeda dari warna jalan pada umumnya. Biasanya diwarnai jingga atau kuning. (dya)