Teka-teki tentang Proyek ‘Siluman’ pembangunan siring di bibir sungai Desa Jati Baru RT 4 Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, akhirnya terungkap. Ternyata proyek itu merupakan proyek dari Dinas PUPRP Kabupaten Banjar Bidang Sumber Daya Air dengan nilai Rp350 juta yang dikerjakan CV BMP Tahun Anggaran 2023.
BANJAR, koranbanjar.net – Kepala Bidang Sumber Daya Air dari Dinas PUPR dan Pertanahan, Andri Yunan Pratama mengakui bahwa kontrak proyek itu memang telah dihentikan, karena saat itu proyek bronjong itu tidak dapat dikerjakan karena keadaan kahar (suatu kejadian yang terjadi di luar kemampuan manusia dan tidak dapat dihindarkan sehingga suatu kegiatan tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya).
Andri Yunan Pratama kepada koranbanjar.net, Rabu, (24/7/2024) mengakui, bahwa proyek itu memang dari pihaknya yang melaksanakan.
“Semua itu, siringnya kami yang mengerjakan tahun 2023, saat itu posisi air sungai naik turun, jadi kami mengerjakan ada kendala. Kadang stop, upaya penyedia tidak bisa kita kesampingkan, kalau dikontrak itu ada pasalnya pasal niat baik, good will dari penyedia,” ungkapnya memulai wawancara.
Penyedia menunjukkan good will, “Kami panggil dia datang, kami cerewetin mereka mendengarkan. Cuma saat itu kondisi air naik turun. Kadang, material sudah ready, tetapi air pasang. Sampai akhirnya penyedia putus harapan melihat air naik turun. Pihaknya mengkhawatirkan material terbuang-buang, akhirnya melihat sikon. Memang ada satu orang yang terus memantau,” ujar dia.
Karena kondisi demikian, sambungnya, penyedia bersurat ke Bidang SDA menyampaikan bahwa air naik turun.
“Mereka berkirim surat ke kami, air turun naik, lalu bagaimana ini? Faktanya, ketika air turun, dua hari kemudian naik lagi hingga sejajar dengan permukaan jalan. Fluktuasi air sungai begitu,” ucap dia.
Waktu kami memeriksa bersama di awal dengan istilah MC-0 (Mutual Check Awal/ penghitungan kembali seluruh komponen volume pekerjaan untuk mendapatkan volume real lapangan), sebelum memulai pekerjaan, ada dinding jalan yang runtuh.
“Jadi waktu itu, saat kami memasang papan proyek, saya ingat akhir Oktober 2023 ada yang keroak (bahasa Jawa)/berlobang di dinding jalan tepi sungai), padahal sebelumnya tidak ada. Keroak itu baru kelihatan setelah kami identifikasi ada terdapat kelongsoran tambahan atau abrasi,” jelasnya.
“Kami cek google, kawasan itu daerah tumbukan sungai. Di situ kami harus mengubah rencana, tadinya panjang 50 menjadi 30 meter. Karena kalau dilihat-lihat keroaknya itu dekat rumah warga. Identifikasi kami, halaman rumah warga retak dari hari ke hari akibat itu,” imbuhnya
Akibat kejadian seperti itu, sehingga kontrak dihentikan. “Kami menyebutkan akibat keadaan kahar (suatu kejadian yang terjadi di luar kemampuan manusia dan tidak dapat dihindarkan sehingga suatu kegiatan tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya).
Disinggung masa kontrak kerja, Andri mengatakan, kontrak proyek itu pada 20 Oktober 2023 dengan penyedia CV BMP.
Sebelum menghentikan kontrak, dengan sisa material, penyedia sempat menurunkan batu, yang bronjong ikatan diperkuat lagi. Ada 4 tingkat, ada bronjong. Lobang sempat diganjal dengan batu dan kayu galam. Oleh sebab itu, proyek tidak diserahterimakan.
Dia menambahkan, dana proyek yang sudah digunakan sekitar Rp180 juta, sedangkan sisa anggaran dimasukkan ke tahun 2024.
“Pada bulan Mei, Juni 2024 kami sempat turun, tetapi air naik terus. Sekarang tren air sungai sudah mulai turun. Pekerjaan akan dilanjutkan, tetapi penanganan diubah. Untuk memanfaatkan ‘kaki’ yang ada ditutup dengan ulin. Dengan dana sekitar Rp150 juta. Rencana dilanjutkan, kami akan gass, supaya bisa merangkai pondasi. Insya Allah sebulan nanti sudah ada aktifitas di lapangan,” tutupnya. (sir)