Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Banjarmasin

Terkait Antrean BPJS, Humas RSUD Ulin Minta Sekuriti Antisipasi Agar Tidak Terulang

Avatar
492
×

Terkait Antrean BPJS, Humas RSUD Ulin Minta Sekuriti Antisipasi Agar Tidak Terulang

Sebarkan artikel ini
Antrean BPJS di RSUD Ulin menggunakan berbagai perlengkapan. (foto: ist)
Antrean BPJS di RSUD Ulin menggunakan berbagai perlengkapan. (foto: ist)

Terkait dengan antrean untuk mendapat pelayanan BPJS di RSUD Ulin Banjarmasin dengan berbagai perlengkapan mulai buku, tas sampai botol air mineral, Humas RSUD Ulin Banjarmasin tidak membenarkan cara yang dilakukan pasien BPJS tersebut. Untuk itu, pihaknya segera meminta sekuriti agar mengantisipasi kejadian serupa agar tidak terulang.

BANJARMASIN, koranbanjar.net – Pihak manajemen RSUD Ulin melalui Humas Yan Setiawan ketika dikonfirmasi koranbanjar.net mengatakan, bahwa pihaknya tidak membenarkan sistem antrean seperti itu.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Mestinya tidak seperti itu, karena ketika antrean itu dibuka tidak mewakilkan dengan kertas, buku atau benda apapun yang ditaruh sebagai jejak antrean,”  terangnya.

Karena itu, pihaknya meminta kepada sekuriti untuk mengantisipasi keadaan tersebut agar tidak terulang lagi.

Sementara pihak BPJS Cabang Banjarmasin melalui Humas, Gian Reza Benedicta tidak memberikan komentar apapun.

“Apakah bapak sudah menghubungi Humas Rumah Sakit Ulin? Nanti aku konfirmasi dulu ke bidang yang bersangkutan ya pak,” responya.

Sampai berita ini diturunkan, belum ada informasi lanjutan mengenai pernyataan pihak BPJS Cabang Banjarmasin.

Tandai jejak antrean dengan berbagai perlengkapan. (foto: ist)
Tandai jejak antrean dengan berbagai perlengkapan. (foto: ist)

Sebagaimana berita sebelumnya, seorang warganet menuangkan sebuah tulisan menyorot tentang cara peserta BPJS menandai antrean untuk mendapat pelayanan BPJS di RSUD Ulin Banjarmasin dengan berbagai perlengkapan mulai buku, tas sampai botol air mineral. Tulisan itu diunggah oleh pemilik akun media sosial Facebook, Zulfaisal Putera, Selasa (2/11/2021).

Tulisan yang dibagikan 121 kali itu pengguna akun, Zulfaisal Putera mengungkapkan situasi antrean karcis pendaftaran BPJS di rumah sakit pemerintah terbesar di Kalimantan di Jalan Ahmad Yani KM 2 Banjarmasin ini saat subuh antara pukul 06.00 Wita dan 07.00 Wita.

Dalam tulisannya, untuk mendapatkan karcis, calon pasien harus meletakkan jejak antre di lantai. Ada yang berupa amplop pelastik, surat rontgen, map, sendal, tas, botol air mineral sampai kunci motor.

Kemudian, jejak antrean itu harus diawasi agar tak ada yang menyelip. Sementara loket karcis katanya baru buka pukul 07.00 Wita, sedangkan calon pasien sendiri mulai antre saat subuh.

Masih dalam tulisan, “sebagai salah satu calon pasien, saya beranggapan cara antre semacam ini tidak menunjukkan kemodernan sebuah pelayanan rumah sakit utama dan menjadi rujukan banyak rumah sakit,” tulisnya.

Bahkan terkesan set back ke zaman orde lama saat rakyat antre beras. Untuk berobat, orang sakit harus rela lesehan antre di lantai rumah sakit untuk mendapatkan nomor antrean pendaftaran.

“Saya mencoba memaklumi, mungkin manajemen rumah sakit kehabisan cara untuk mengantre manusia yang sakit yang akan berobat melalui BPJS,” tambah dia.

Ketika dihubungi media ini melalui telepon beberapa jam telah lewat, Zulfaisal yang bekerja sebagai Kepala Bidang Pemuda di Pemerintah Kota Banjarmasin ini, sangat menyayangkan pemandangan itu.

Dirinya mengetahui keadaan itu saat ikut mengantre karena hendak berobat, dan sekitar pukul 05.30 Wita sudah berada di tempat antrean.

“Aku lihat antrean mengular dengan berbagai benda menandai jejak antrean, aku ikut meletakkan amplop dan kunci mobil,  dan tiap menit bertambah antrean ini,” ucap Zulfaisal yang mengaku mantan jurnalis.(yon/sir)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh