Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Banjarbaru

Terdampak Karhutla dan Kekeringan, Pengrajin Purun di Kalsel Kesulitan Dapatkan Bahan Baku

Avatar
741
×

Terdampak Karhutla dan Kekeringan, Pengrajin Purun di Kalsel Kesulitan Dapatkan Bahan Baku

Sebarkan artikel ini
Pengrajin Anyaman Purun di Kelurahan Palm, Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru. Minggu, (8/10/2023) (Foto: koranbanjar.net)

Dampak musim kemarau mengakibatkan menurunnya produksi pengolahan kerajinan anyaman purun di Kalimantan Selatan. Selain kekeringan kebakaran lahan juga menyebabkan para pengrajin kesulitan mendapatkan bahan baku.

BANJARBARU koranbanjar.net – Kondisi ini disampaikan Ketua Kelompok Pengrajin Purun Al Firdaus, Mujiatni di Kampung Purun Kelurahan Palm, Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Saat ini susah cari tanaman purun soalnya banyak yang terbakar,” ujarnya.

Sehingga lanjut Mujiatni, produksi pengolahan kerajinan anyaman purun pun berkurang. Sebelumnya bahan baku didapat sangatlah mudah, namun belakangan karena banyak yang terbakar.

“Tidak pernah kami tanam, dimana-mana tumbuh. Pokoknya bahan bakunya berlimpah, sekarang sangat susah sekali mendapatkannya,” tuturnya.

Kalau pun ada kata Munjiatni, terpaksa harus berbagi dengan pengrajin purun lainnya agar sama-sama dapat berproduksi.

“Masing-masing bahan bakunya dibagi ke pengrajin meskipun sedikit asal semua dapat  berproduksi,” terangnya.

Terbentuknya kelompok pengrajin anyaman purun ini sejak tahun 2017. Namun jauh sebelum itu dari zaman nenek moyang para kaum perempuan terutama ibu rumah tangga, selain pekerjaanya sebagai petani juga sebagai pengrajin purun di
Kampung Palm tersebut.

“Pada waktu itu (2017), hanya terbentuk satu kelompok pengrajin purun. Jumlah anggotanya baru ada sepuluh orang,” tutur Mujiatni memulai kisahnya.

Sedangkan anyaman yang diolah hanya berupa tikar dan bakul untuk ke pasar. Seiring berjalan waktu lanjut diceritakan Mujiatni, penganyam purun diberikan pelatihan untuk mengolah barang lainnya dari purun diantaranya berupa tas, topi, dompet dan lain sebagainya.

Pengrajin Anyaman Purun di Kelurahan Palm, Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru.
Minggu, (8/10/2023) (Foto: koranbanjar.net)

Anggota yang semula hanya ada 10 orang bertambah menjadi 20 orang. Hingga saat ini sudah ada 5 kelompok pengrajin anyaman purun, diantaranya Galuh Cempaka, Galuh Banjar dan Al Firdaus.

“Dua kelompok lainnya ada di transat dan dekat kantor kelurahan,” sebutnya.

Sementara Pengrajin Purun sekaligus Ketua Kelompok Galuh Banjar, Maimunah menyebutkan jenis-jenis produk kerajinan purun yang biasa dibuat adalah tikar, topi, tas, bakul, dompet, tempat botol, besek purun, dan masih banyak lagi.

Dikatakannya, sehari bisa menghasilkan 5 sampai 6 buah kerajinan purun ukuran besar, sedangkan untuk ukuran kecil bisa sampai 10 buah sehari.

Maimunah yang  belajar menganyam purun dari ibunya sejak usia 10 tahun ini menuturkan, produk kerajinan purun di tempatnya sudah dikenal sampai ke luar daerah seperti Bali, Yogyakarta, Banjarmasin, Martapura, Jakarta, Semarang dan kota besar lainnya.

Lanjut ia menuturkan, eksisnya kerajinan purun sampai ke luar kota berawal dari staf petugas Kelurahan Palam yang membantu mempromosikan produk purun ke Pemerintah.

“Seperti Irak, Turki, dan Eropa. Selain itu juga kita sering ikut beberapa pameran di Banjarmasin, Bandara Syamsudin Noor, Q-Mall Banjarbaru, dan juga Kiram.

Perkembangan pesanan produk kerajinan purun dari tahun ke tahun sangat meningkat. Namun pernah anjlok akibat wabah virus Covid-19 yang melanda Kalsel.

“Pembeli produk purun menjadi drastis sangat berkurang waktu itu,” ungkapnya.

Maimunah menambahkan, hasil dari penjualan produk purun dapat membantu perekonomian keluarganya, “Hasil penjualan biasa buat beli kebutuhan rumah tangga juga buat bantu-bantu suami, bayar sekolah anak terus, sisanya ditabung,” tuturnya lagi.

Adapun yang dimaksud dengan purun yaitu, sejenis tanaman yang tumbuh liar seperti rumput yang tumbuh di rawa-rawa.

Sebelum di buat anyaman, purun biasanya di keringkan terlebih dahulu lalu di tumbuk agar mempermudah dalam proses menganyam.

(yon/rth)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh