BARABAI, KORANBANJAR.NET – Indonesia sudah merdeka sejak 73 tahun yang lalu. Tapi dalam benak diri masing-masing terlihat masih ada orang yang belum mendapatkan hasil dari kemerdekaan itu.
Seperti seorang kakek penjual mainan di pinggir jalan yang ditemui koranbanjar.net di tempat mangkalnya tepatnya di depan Siring Juwita Barabai, kakek berusia 65 tahun yang diketahui bernama Bahri ini mengaku sudah jualan mainan sejak 10 tahun yang lalu.
Bahri terpaksa berjualan demi menyambung hidup. Menikmati hari-hari tua dengan anak cucu mungkin menjadi banyangan dan impian banyak orang ketika memasuki hari tua. Berbahagia dengan keluarga, menikmati waktu yang tersisa. Namun tidak dengan Bahri, saat usianya sudah mulai renta ia tetap berjuang dengan bersahaja, dengan keterbatasan beliau terus berjuang dengan terhormat.
Di masa tuanya, dengan sisa tenaga yang ada serta di tengah letihnya fisik Bahri tetap berusaha mengais rezeki dan tak ada niat meminta-minta atau mengemis.
Kesehariannya beliau berdagangan mainan di Kota Barabai, Hulu sungai Tengah, lebih khusus di sekitar Lapangan Dwiwarna Barabai atau Depan Siring Juwita.
Bahri tinggal di Desa Taras Padang, jarak yang lumayan jauh yang harus dia tempuh dengan mengendarai sepeda tuanya.
Dia tinggal sendirian di rumah tuanya, ada kalanya Bahri baru pulang ke rumah setelah 2 hari, karena fisik yang sudah lelah dan waktu yang sudah larut malam. Indra pendengaran Bahri pun mulai mengalami penurunan sehingga untuk berbicara dengannya, harus sedikit mengeraskan suara.
“Alhamdulillah aku ya seperti ini saja, aku kalau malam berdagang dekat nasi goreng (depan Rayhan Elektronik),” ucapnya.
Bahri mengaku tak punya cukup uang untuk membayar upah tukang demi memperbaiki rumah tuanya, sehingga dia tetap bertahan dengan tenaga yang tersisa dan menikmatinya hari-hari tuanya dengan berdagang mainan untuk menyambung hidup.(ami/ana)