MARTAPURA, koranbanjar.net – Menuju puncak kemarau yang diperkirakan akhir September ini, BPBD Kabupaten Banjar bersama satgas karhutla cukup kerepotan melakukan upaya pemadaman karhutla yang terjadi tiap hari di berbagai wilayah.
Terhitung sejak 8 Juli hingga 18 September kemarin, setidaknya sudah 666,1 hektare lahan hangus terbakar.
“September ini memang puncaknya kemarau. Kita terus meningkatkan kewaspadaan dan meningkatkan upaya pemadaman karena titik api terus meningkat,” ujar Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Banjar Irwan Kumar kepada koranbanjar.net.
Diungkapkannya, lahan terbakar diperkirakan terus bertambah mengingat musim hujan baru akan mulai pada awal Oktober mendatang.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan luasan lahan terbakar melebihi tahun lalu yang mencapai 700 hektare.
Ini terbukti dengan hotspot (titik api) yang terus bertambah. Data terakhir pada September ini, titik api sudah di angka 67, semenatara di bulan Agustus 95 hotspot, dan Juli 26 dengan total 188 titik api.
“Pencegahan sudah dilakukan di awal-awal, sekarang langkahnya pemadaman. Hingga saat ini kita tidak bosan-bosannya mengimbau warga agar tidak memuka lahan dengan cara membakar, atau menyalakan api serta membuang puntung rokok sembarangan,” imbau Irwan Kumar.
Karhutla, ungkapnya, juga tidak lepas dari faktor alam meskipun kecil dibandingkan faktor manusia.
“Namun ada yang sengaja atau mungkin tidak disengaja, misalnya saat berkendara membuang puntung rokok,” ungkapnya.
Peralatan pemadaman yang dimiliki BPBD Banjar ada 2 truk tangki kapasitas 5.000 liter, 5 mobil bak terbuka lengkap dengan tandon, selang, dan alkon jinjing yang digunakan untuk memadamkan api di lokasi sulit dijangkau kendaraan besar.
Dengan peralatan tersebut, Kalak BPBD Banjar akui belum cukup untuk pemadaman tanpa adanya bantuan pihak terkait lainnya, seperti Manggala Agni, BPK Pemda dan swasta. Pun personil, ia mengungkapkan banyak terimakasih pada pihak TNI dan Polri serta relawan dari masyarakat turut bahu membahu memadamkan api.
“Tolong kepada masyarakat, bantu pemerintah mencegah Karhutla. Karena semua akan terganggu seperti transportasi laut, darat, udara, kemudian penyakit ispa, anak sekolah terganggu, dan semua terganggu. Mohon kepada masyarakat agar mengerti dan membantu, jangan melakukan pembakaran lahan. Jaga lingkungan kita baik-baik,” tutupnya. (dra)