Kurang lebih enam bulan masa pandemi Covid-19 sejak Maret lalu, Dinas Pendidikan (Disdik) Tapin mengaku tetap menjalankan pendidikan seperti daerah lainnya. Solusi yang diterapkan yakni pembelajaran dalam jaringan (daring) melalui internet. Sedangkan pendukungnya, Disdik menyalurkan pembagian kuota internet gratis kepada para siswa maupun murid.
TAPIN, koranbanjar.net – Sekretaris Disdik Tapin, Sofian Suri menyampaikan, ada kuota khusus yang diberikan para pelajar di Tapin. Kuota yang dibagikan sejumlah 10 GB. Pembagiannya melalui aplikasi Kemendikbud.

Namun, diakuinya, bantuan pemerintah itu tidak serta merta memecahkan masalah pendidikan selama pandemi. Sebab, ada sejumlah wilayah di Kabupaten Tapin yang masih terisolir jaringan internet. Sebut saja Kecamatan Piani, Hatungun, Candi Laras Utara, Candi Laras Selatan.
“Serta juga wilayah terpencil lainnya seperti di daerah pegunungan dan perairan,” ujarnya kepada wartawan, Senin (28/9/2020).
Mensiasatinya, jelas dia, para guru punya dua pilihan agar tetap bisa menjalankan proses pembelajaran. Pertama, mendatangkan siswa bersangkutan secara bergantian ke sekolah masing-masing dengan ketentuan harus menerapkan protokol kesehatan. Kedua, guru terkait mendatangi siswa bersangkutan di rumahnya.
“Apabila rumah siswa jauh maka akan diarahkan datang ke sekolahan untuk mengambil tugas,” katanya.
Meski demikian, menurut dia, proses belajar daring sangat terbatas jika dibanding dengan metode tatap muka langsung di sekolah. Terlebih bagi siswa sekolah dasar yang masih duduk di bangku kelas satu. Sebab mereka belum lancar membaca dan perlu pendampingan khusus.
Baca juga: Kades di Tapin Diduga Korupsi, Negara Rugi Ratusan Juta
“Selain itu pelajaran matematika juga sulit memberikan pemahaman tanpa dijelaskan dengan tatap muka langsung. Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu, sehingga pembelajaran dapat kembali normal,” harapnya. (MJ-031/dny)