MARTAPURA – Pernyataan Plt. Direktur Utama RSUD Ratu Zalekha, H Eko Subianto, mengaku tidak mengetahui pelaksana (pemborong) yang telah mengerjakan renovasi di lembaga yang dipimpinnya. Padahal, proyek pekerjaan tersebut menggunakan APBD 2017 dengan nilai yang tidak sedikit, yakni mencapai Rp6 miliar.
Untuk sistem pengerjaannya dilakukan oleh pihak CV atau pemborong. Satu bagian dikerjakan satu CV atau pemborong. Pemborongnya siapa saja, kita kurang tau. Karena awalnya kita serahkan ke pihak ULP untuk di lelang, dan siapa yang menang, kita tidak tau. Tapi kemaren waktu mau memulai pekerjaan, masing-masing mereka ada nemuin saya buat permisi gitu, ungkap Eko Subianto.
Perbaikan atau renovasi beberapa bagian bangunan RSUD Ratu Zalecha Martapura sudah berlangsung hampir 1 bulan. Terlihat beberapa pekerja sibuk mengganti kramik bagian lorong rumah sakit itu, Rabu (18/10) tadi. Selain penggantian kramik lantai lorong-lorong, bagian atap, wc, kamar mandi, halaman
depan, aula, dan beberapa bagian lainnya turut ikut direnovasi. Semuanya itu menghabiskan biaya sekitar Rp 6 M.
Kita sedang melakukan renovasi di beberapa bagian, antara lain, ganti kramik untuk lantai lorong-lorong, wc, kamar mandi, halaman depan, aula, penggantian westafle, semuanya memakai dana APBD, senilai Rp 6 M, termasuk untuk konsultan, " ujar Eko Subianto. Pengerjaannya sendiri melalui proses lelang oleh ULP pada bulan Agustus lalu, dan di kerjakan mulai September 2017. Diperkirakan semuanya akan rangkum pada pertengahan bulan Desember 2017.
“Perbaikan itu sudah dicanangkan dari tahun 2016, namun baru bisa direlisasikan tahun 2017,” ujarnya. Sementara untuk menjaga kenyamanan para pasien, pihak rumah sakit menyarankan kepada semua pekerja, agar tidak melakukan aktifitas di malam hari yang menimbulkan suara bising. Demi kenyamanan pasien, para pekerja hanya sampai sore, kalaupun sampai malam, diminta untuk melakukan kerjaan yang tidak menimbulkan kebisingan, agar pasien tidak terganggu, tuturnya.(sai)