Kabupaten Kotabaru masih memiliki pekerjaan rumah untuk menurunkan prevalensi stunting. Berdasarkan data SSGI tahun 2021, angka stunting di Kotabaru sebesar 21,8 persen.
KOTABARU, koranbanjar.net – Dan saat ini Kita memiliki target penurunan stunting pada tahun 2024 sebesar 13,24 persen. Hal itu dikatakan Wakil Bupati Kotabaru Andi Rudi Latif saat membuka kegiatan audit kasus stunting tahap II tahun 2022.
Wabup yang juga merupakan Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) itu, mengatakan tujuan audit untuk monitoring evaluasi upaya percepatan penurunan stunting.
Menurut dia, dalam pelaksanaan strategi nasional percepatan penurunan stunting telah disusun pula rencana aksi nasional, melalui pendekatan keluarga berisiko stunting
Selain itu ada pula data dan pendampingan keluarga berisiko stunting, semua calon pengantin atau pasang usia subur (PUS), surveilans keluarga beresiko stunting dan audit kasus stunting.
“Sementara Presiden Joko Widodo menegaskan target penurunan stunting sebesar 14 persen hingga tahun 2024 ” ujarnya Sabtu (10/12/2022).
Kepala Dinas P3AP2KB Kotabaru Sri Sulistyani mengungkapkan, kegiatan audit berdasarkan Perpes nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting.
Menurut dia, percepatan penurunan stunting dilaksanakan di dua kecamatan yaitu Pulaulaut Sigam bertempat di Desa Baharu Utara dan Desa Tirawan.
Pulaulaut Utara bertempat di Desa Rampa. Kegiatan ini, tambah dia, melibatkan tim pakar antara lain, dokter spesialis kandungan, spesialis anak dan tim auditor gizi.
“Tim bersama TTPS tingkat kecamatan akan turun dan melihat langsung kelompok sasaran yakni calon pengantin, calon ibu hamil, ibu nifas (pasca melahirkan), batita dan balita,” ucapnya.
Wakil TPPS Kotabaru Hajjah Fatma Idiana berharap, kegiatan edukasi ini dapat dioptimalkan sehingga lebih diketahui masyarakat.
Selain menindaklanjuti program BAAS (Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting) untuk intervensi percepatan penurunan stunting.
(cah/slv)