MARTAPURA – Keluhan masyarakat Kota Martapura, khususnya yang sering melintas di kawasan Jl Sekumpul (Pasar Sajumput), selalu mendapati macet dan jalan sering tergenang bilamana diguyur hujan lebat, sepertinya akan terjawab.
Keadaan itu ternyata sangat menjadi perhatian pihak Dinas PUPR Kabupaten Banjar. Bahkan tahun 2018 ini, lembaga tersebut akan mempersiapkan masterplan (rencana induk) agar dapat menanggulangi keadaan yang selama ini menimbulkan keluhan masyarakat.
“Tahun 2018 ini kita berencana membuat masterplan (rencana induk) untuk menyelesaikan persoalan seperti di Jl Sekumpul itu. Setelah itu barulah kita akan lakukan secara parsial (menyeluruh). Karena Sekumpul ini ‘kan seperti landmark (sesuatu yang mudah dikenal atau menonjol) Kota Martapura, kawasan yang religius dan sering didatangi orang. Apabila orang datang ke Sekumpul, seolah-olah begitulah Kota Martapura,” ujar Kepala Dinas PUPR Kabupaten Banjar, Mokhamad Hilman kepada koranbanjar.net, kemarin.
Secara teknis Hilman menjelaskan, keadaan yang terjadi di kawasan Jl Sekumpul tersebut, salah satunya karena drainase yang tersedia sudah tak dapat menampung pembuangan air hujan yang sangat deras. Selain itu, pembuangan air dari jalan membutuhkan lokasi atau lahan untuk pembuangan akhir. Persoalan yang terjadi sekarang, di kawasan Jl Sekumpul itu belum ada lahan untuk pembuangan akhir yang mampu menampung.
“Beberapa solusi yang bisa mengatasi keadaan di sana (kawasan Jl Sekumpul), perlu adanya drainase tertutup yang dibuat di ruas jalan. Kalau kita membuat di halaman rumah penduduk, apakah mereka bersedia? Kalau halamannya masih luas sih tidak masalah, kenyataannya ‘kan halaman permukiman penduduk di sana juga sudah sangat rapat. Jadi, kita harus menyelesaikan masalah tanpa masalah,” jelasnya.
Lebih detil dikemukakan Hilman, secara teknis selain menyediakan drainase tertutup, di kawasan Jl Sekumpul tersebut perlu pula disediakan halte-halte yang menjadi jalur pembuangan air limpahan dari ruas jalan.
“Semua harus kita hitung dulu, misalnya kita harus membuang air kemana saja, halte-halte yang perlu kita siapkan di mana saja. Seperti contoh yang kita lakukan di mulut Jl Pangeran Hidayatullah atau samping kediaman Bupati dan halaman Pemda, sebelumnya ‘kan di sana sering menjadi langganan banjir, tapi sekarang sudah tidak lagi. Kita siapkan drainase tertutup, kita arahkan jalur pembuangan air yang mampu menampung sehingga tidak limpas ke jalan,” jelasnya.(sir/advertorial)