Bupati Hulu Sungai SelatanH Achmad Fikry menerima tamu dari Tim Penilai Adipura di Ruang Kerjanya, Jumat (2/9/2022) Pagi.
HULU SUNGAI SELATAN, koranbanjar.net – Bupati mengucapkan syukur Alhamdulillah karena Kabupaten Hulu Sungai Selatan termasuk yang akan dimonitor dan dievaluasi terkait penilaian adipura, penilaian ini sangatlah penting bagi kami sebagi masukan dan perbaikan-perbaikan kedepan bagi Bumi Rakat Mufakat.
Dijelaskannya, hampir setiap desa sudah punya mobil untuk mengangkut sampah dengan dana desanya masing – masing, karena masyarakat dulunya terbiasa membuang sampah di sungai, jadi sekarang masyarakatnya menempatkan sampah di depan rumah masing-masing dan diangkut oleh mobil sampah dan kemudian dipilah oleh petugasnya.
Saya sebagai Pimpinan Daerah sangat menghargai Kepala Desa yang sangat berani menyisihkan dana desanya untuk membeli mobil sampah dan menyiapkan petugasnya, tidak hanya pemerintah Kabupaten punya kebijakan akan tetapi pemerintah desa sendiri punya kesadaran tentang kebersihan, ucap Bupati kepada para tamunya.
Mudah-mudahan dengan adanya Adipura ini masyarakatnya kembali menggeliat, karena gaungnya adipura lebih ketimbang penghargaan lainnya, sangat ditunggu oleh masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Selatan, harap Bupati.
“Ternyata adipura ini menjadi kebanggaan masyarakat, mudah-mudahan kalau masyarakat bangga, kita juga sadar bahwa adipura ini sasaran untuk kita hidup bersih dan berlingkungan sehat”.
Terima kasih atas kehadirannya di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, silahkan dilihat apa yang ada ditempat kami, sampaikanlah masukan untuk catatan dan perbaikan kami kedepannya, ucap Bupati.
Widayati selaku Ketua Tim Penilai Adipura P1 mengatakan ada aura, rapi dan bersih dari Kota Kandangan, untuk Hulu Sungai Selatan sendiri ada 24 Titik pantau, jadi mudah-mudahan hari ini bisa tercapai semuanya dan bisa lancar kegiatan kami.
“Kesan pertama di Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah kami dari Kementerian Lingkungan Hidup, menggiatkan kembali untuk pengurangan sampah disumbernya, jadi masukan dan jadi prioritas dari kami bahwa sampah yang ditimbulkan dari rumah tangga itu harus seminimal mungkin masuk ketempat pembuangan akhir (TPA), karena kalau kami lihat dari beberapa daerah TPA itu agak kewalahan dalam operasionalnya karena mereka menerima semua sampah yang dihasilkan dari rumah tangga,” ucap Widayati.
Sekedar diketahui sebelum wabah Covid-19 melanda Kabupaten dengan ciri Khas Dodol dan Ketupat ini sebelumnya telah pernah beberapa kali mendapatkan Anugerah Adipura, yakni Tahun 1996/1997, serta Adipura Buana untuk Tahun 2016 & 2017. ( Mdr/humas )