IAI Jakarta mendorong para arsitek untuk terlibat dalam visioning Jakarta ke depan sehubungan dengan pemindahan Ibu Kota Negara.
JAKARTA, koranbanjar.net – Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta bertekad untuk membantu Pemprov DKI memulihkan multikrisis yang dihadapi di tengah proses pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Penajam Paser, Kalimantan Timur.
“Kami, para arsitek, memiliki tanggung jawab untuk ikut memperbaiki masalah perkotaan di Jakarta. Kami berharap Jakarta segera melepaskan diri dari ancaman bencana ekologi seperti banjir, persoalan air bersih, sampah, polusi, krisis tempat tinggal, serta krisis sense of belonging dari warganya,” kata Ketua IAI Jakarta 2021-2024 Doti Windajani dalam acara silaturahmi media di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Kamis (31/3/2022) petang.
Selain soal tanggung jawab profesi, IAI Jakarta siap ikut serta membangun visi baru Jakarta.
“Pemindahan Ibu Kota sesungguhnya autokritik bagi kita semua, terutama para arsitek. Oleh karena itu, IAI Jakarta mendorong para arsitek untuk terlibat dalam visioning Jakarta ke depan,” ujar Doti.
Menyambut gagasan Pemprov DKI bahwa Jakarta sebagai Kota Kolaborasi, lanjut Doti, IAI Jakarta mengusung konsep Tri Lestari yaitu memperkuat posisi organisasi sebagai mitra, memberdayakan keragaman kompetensi anggotanya, dan berkontribusi pada masyarakat serta Kota Jakarta.
“Konsep tersebut akan diterapkan pada sejumlah program yang akan melibatkan seluruh pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, organisasi keprofesian, organisasi nonpemerintah, organisasi internasional, organisasi masyarakat, dan masyarakat,” katanya.
Selain program peningkatan kompetensi anggota, beberapa program unggulan yang sedang digodok dan segera diluncurkan antara lain kajian revisi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Regulasi Tata Bangunan, Jakarta Diffable Act, Jakarta Heritage, dan Jakarta Kampung Improvement.
Program-program tersebut melengkapi program reguler lain IAI Jakarta sebagai mitra publik seperti sayembara arsitektur, mediasi dan advokasi, serta pengkajian arsitektur.
“Saya yakin program-program tersebut akan menempa arsitek Jakarta semakin berpengalaman dalam menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan serta meningkatkan kredibilitas di ASEAN, negara-negara ekuator atau tropis, bahkan di dunia,” ujar Doti. (dba)