Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Headline

PT. CKB Tumpuk Solar di Permukiman Keraton, Sumur Gali Ponpes Darul Ulum Penuh Solar

Avatar
2200
×

PT. CKB Tumpuk Solar di Permukiman Keraton, Sumur Gali Ponpes Darul Ulum Penuh Solar

Sebarkan artikel ini
Sumur gali untuk sumber air bersih Ponpes Darul Ulum Martapura ini sudah tercemar oleh BBM jenis solar dari workshop PT. Catur Karya Bersaudara. (foto: koranbanjar.net)
Sumur gali untuk sumber air bersih Ponpes Darul Ulum Martapura ini sudah tercemar oleh BBM jenis solar dari workshop PT. Catur Karya Bersaudara. (foto: koranbanjar.net)

Pelaksana pembangunan Jembatan Antasan Senor Martapura, PT Catur Karya Bersaudara (CKB) telah melakukan penumpukan BBM jenis solar di workshop-nya di tengah permukiman penduduk, Jalan Pangeran Hidayatullah, Kelurahan Keraton, Martapura. Ironisnya, penumpukan solar itu tanpa memperhatikan lingkungan sekitar, bahkan pembuangan diarahkan ke drainase umum. Akibatnya, sumur gali milik Ponpes Darul Ulum yang tepat berseberangan dengan workshop itu penuh dengan solar, hingga tak bisa digunakan lagi.

MARTAPURA, koranbanjar.net – Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum di Jalan Pangeran Hidayatullah Martapura, KH Muhammad Syarif Busthomi (Guru Oton) kepada koranbanjar.net, Sabtu, (24/7/2021) sangat menyesalkan penumpukan solar di workshop PT CKB yang mengakibatkan sumur gali untuk mengambil air bersih, selama puluhan tahun itu tak dapat digunakan lagi.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Waktu itu saya berada di Muara Teweh ada undangan ceramah. Kemudian saya dapat telepon dari anak, bahwa air dari sumur yang selama ini kami gunakan tidak bisa dipakai lagi. Karena berbau solar,” ceritanya.

Sepulang dari Muara Teweh, dia mencari tahu penyebab sumur yang selama ini juga digunakan oleh puluhan santrinya itu, sehingga penuh dengan solar. “Tadinya, saya berfikir, masak ada orang yang tega memasukkan solar ke sumur itu? Salah apa saya?” lanjutnya.

Penumpukan solar di area workshop PT, KCB di Kelurahan Keraton Martapura. (foto: koranbanjar.net)
Penumpukan solar di area workshop PT, CKB di Kelurahan Keraton Martapura. (foto: koranbanjar.net)

Namun, keesokan harinya atau Jumat, (23/7/2021), usai sholat Jumat, dia bertanya kepada pekerja yang berada di workshop, seberang rumahnya, apakah di workshop itu terdapat BBM jenis solar. Oleh pekerjanya disebutkan memang ada solar. Singkat cerita, ternyata sumur galinya itu sudah tercemar solar yang diduga kuat akibat rembesan dari workshop.

“Lalu saya bertemu dengan pimpinan di workshop itu dan meminta solusi. Soalnya, sumur gali itu adalah sumber air satu-satunya yang kami gunakan untuk makan, minum dan kebutuhan lain. Apalagi, sebentar lagi anak-anak santri Minggu depan ini akan masuk, kalau sekarang mereka masih libur,” katanya.

Ulama yang akrab disebut Guru Oton ini juga mengakui, pihak perusahaan itu menawarkan beberapa opsi, namun ada yang hanya bersifat sementara. “Mereka ingin mengalirkan air dari workshop ke tempat kami, tapi itu kan hanya sementara. Mana mungkin kami minta air selamanya. Kemudian mereka juga ingin membikinkan sumur, tetapi saya disuruh membuat proposal. Lho, mereka yang mencemari sumur saya, kenapa saya yang harus diminta mengajukan proposal?” ujar dia.

Guru Oton juga menambahkan, ucapan yang paling tidak mengenakkan didengarnya, ketika dia meminta solusi agar bisa mendapatkan air bersih segera, jawabannya justru sangat tidak sopan. “Jawabannya, terserah saja, saya sudah capek, kalau mau lapor, laporkan aja ke polisi,” beber Guru Oton menirukan ucapan pimpinan proyek bernama Fuad tersebut.

“Saya ini kan terkena dampak, tidak bisa mendapatkan air bersih akibat air sumurnya terkontaminasi solar, sedangkan tiap hari butuh air bersih. Jadi saya minta solusi segera,” paparnya.

Perwakilan PT. CKB Persilakan Lapor

Secara terpisah, Pimpinan Proyek PT CKB, Fuad saat dimintai konfirmasi terkait dengan izin UKL-UPL penumpukan BBM solar di workshop itu mengaku tidak tahu, karena dia baru saja bertugas di Martapura selama 2 pekan.

“Saya kan baru dua minggu bekerja di sini, saya tidak tahu soal izin yang bapak maksudkan. Pendahulu saya di sini ada yang namanya pak Roy, jadi saya tidak tahu dulunya seperti apa,” jawabnya saat dihubungi via telepon.

Fuad juga mengaku bahwa dirinya hanya terkena getah dari pekerjaan sebelumnya. “Saya ini kan hanya kena getahnya saja. Saya baru pertama menghadapi persoalan seperti ini,” ujar dia.

Air sumur ini sangat berbau solar. (foto: koranbanjar.net)
Air sumur ini sangat berbau solar. (foto: koranbanjar.net)

Dia juga mengaku sudah menawarkan beberapa opsi kepada Guru Oton, baik akan menyalurkan air bersih ke rumah Guru Oton dari workshop maupun membuatkan sumur gali yang baru. “Tapi pak Oton (Guru Oton) tidak mau,” ucapnya.

Ditanya tentang ucapannya yang mempersilakan Guru Oton untuk melaporkan ke pihak kepolisian, Fuad mengaku lupa. “Waktu kan pak Oton marah-marah, saya juga bingung dan tertekan. Jadi saya sudah lupa, saya cuma katakan, kalau mau lapor, laporkan saja, cuma begitu,” tutupnya.(sir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh