Proyek lelang Perkuatan Badan Jalan Ruas Jalan Astambul-Pasar Jati senilai Rp4.077.000.000 yang dikerjakan CV Dua Bersaudara Mandiri di Desa Jati Baru RT 3 Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar diduga sempat molor karena faktor alam. Bahkan sub kontraktor yang mengerjakan tiang pancang di lokasi berhenti, karena tidak sanggup meneruskan pekerjaan. Hal demikiannsempat mengundang tanda tanya warga setempat.
BANJAR, koranbanjar.net – Proyek perkuatan badan jalan senilai Rp4 miliar di Desa Jati Baru RT 3 saat ini telah memutus jalur transportasi warga sekitar untuk sementara waktu. Pasalnya, proyek tersebut selain membutuhkan galian yang cukup besar untuk pemasangan tiang pancang serta pemasangan kontruksi lainnya, CV Dua Bersaudara Mandiri tidak menyediakan jalan alternatif terlebih dulu. Sehingga, sebagian warga harus menggunakan jalur lain untuk menuju Jalan A Yani maupun sebaliknya.
Penelusuran koranbanjar.net, Minggu (21/07/2024) di lapangan, sekarang tengah berlangsung kegiatan Proyek Perkuatan Badan Ruas Jalan Astambul-Pasar Jati. Dua peralatan untuk pemasangan tiang pancang telah berdiri di lokasi, galian besar telah menganga di sepanjang jalan, bahkan pagar beton penahan dinding jalan juga terpaksa harus roboh akibat terkena tanah uruk yang dikeluarkan dari galian.
Jalan desa yang menghubungkan Desa Jati Baru dan Pasar Jati itu terpaksa untuk sementara putus total karena adanya kegiatan tersebut. Ada sekitar 5 rumah yang terdapat di lokasi, dan harus terdampak oleh pelaksaan kegiatan proyek.
Informasi yang diperoleh media ini di lapangan, kegiatan proyek sempat terhenti beberapa hari karena faktor alam. Terkadang air sungai pasang, sehingga menyebabkaan badan jalan tenggelam dan tidak bisa dikerjakan. Bahkan sub kontraktor yang mengerjakan tiang pancang hanya sanggup beberapa hari bekerja, setelah itu berhenti.
“Setahu saya, proyek ini dikerjakan sudah sekitar 10 hari. Mereka (pelaksana) mengerjakan terhambat banjir. Kadang-kadang banyu pasang (air pasang), sehingga tidak bisa bekerja. Tapi selama hari panas ini (kemarau), mereka bekerja saja. Kecuali yang memasang tiang pancang itu hanya beberapa hari bekerja, setelah itu berhenti. Kayaknya tidak sanggup mengerjakan,” ungkap warga yang tinggal di sekitar lokasi proyek, Darmawati kepada koranbanjar.net.
Dia menambahkan, ruas jalan di depan rumahnya itu memang setiap tahun menjadi langganan banjir. Apabila banjir, sebagian rumahnya pun tenggelam. “Kalau banjir, rumah ulun tenggelam sampai segini,” ucapnya sambil meletakkan lengan di dada.
Sementara itu, warga lainnya mengeluhkan tidak adanya jalan alternatif. Dia menyayangkan, sampai sekarang pelaksana belum membuatkan jalan alternatif, sementara proyek berlangsung.
“Di sini kan banyak pedagang yang bolak-balik ke Pasar Astambul hanya menggunakan sepeda. Setelah adanya proyek ini dan tidak ada jalan alternatif, kasihan pedagang tidak bisa ke pasar. Mereka hanya jualan di kampung,” ucap warga.
Dia mengakui, bahwa kepala desa telah mengupayakan untuk membuat jalan alternatif dengan cara gotong royong, tetapi tentunya kemampun masyarakat juga terbatas. “Mengapa tidak meminta bantuan kontraktor untuk membuatkan jalan alternatif,” katanya.
Terkait dengan proyek itu, Kabid Bina Marga Dinas PUPR dan Pertanahan Kabupaten Banjar, Jimmy ketika dikonfirmasi koranbanjar.net membenarkan bahwa proyek dikerjakan oleh CV Dua Bersaudara Mandiri dengan nilai proyek Rp4.077 miliar.
“SPMK proyek itu tertanggal 20 Mei 2024, pelaksana adalah CV Dua Bersaudara Mandiri. Kontrak kegiatan berakhir pada September 2024,” ujar Jimmy.
Tahapan proyek, sesuai perencanaan, treatman pemancangan beton, di bagian atas dicor. Dalam proses itu, pelaksana melakukan pabrikasi di KCE, habis itu melakukan produksi. “Material sudah siap, kita lakukan tes sesuai spesifikasi, baru dikirim ke lapangan. Jadi mungkin, kalau bertanya ke warga dianggap baru kerja, betul. Tetapi sebenarnya, setelah kontrak kontraktor sudah bekerja di pabrikan untuk produksi material,” jelasnya.
Saat ini sesuai time schedule yang diserahkan penyedia itu masih sesuai schedule rencana, yakni kegiatan sudah 21 persen.
“Sesuai laporan harian kami, bulan Mei ke Juni intensitas hujan cukup tinggi, akhirnya sambil berproses pelaksana menyiapkan pabrikasi material baja, sementara itu di lapangan melakukan persiapan. Karena kendala hujan, kondisi air pasang, jadi waktu itu pekerjaan kita pending dulu seraya melakukan pabrikasi material,” katanya.
Dijelaskan pula, lebar ruas jalan yang dikerjakan sekitar 4 meter. Konstruksi mirip jembatan dengan mengadopsi box di bagian bawah sebagai penahan pancang. Kalau bikin jembatan tidak cukup dengan dana empat miliar. “Benar, kontruksi sekaligus seperti siring untuk menahan abrasi,” imbuhnya.
Disinggung mengenai tidak adanya jalan alternatif, Jimmy mengatakan, pihaknya mengawal proyek itu sejak tahun 2023 sampai APBD 2024. “Kala itu, untuk jalan alternatif, Pembakal mengatakan aman. Intinya, warga diwakili Pembakal akan menyediakan jalan alternatif,” jelasnya.
Meski demikian, Jimmy berjanji akan mengkoordinasikan pembuatan jalan alternatif dengan Kepala Desa setempat. (sir)