Terkait dengan proyek ruas jalan Pasar Jati-Astambul senilai Rp4.077.000.000 di Desa Jati Baru RT 3 Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar dikerjakan CV Dua Bersaudara Mandiri (DBM) yang masih menyisakan masalah, Ketua Komisi III DPRD Banjar, Abdul Razak meminta kepada Dinas PUPR Kabupaten Banjar untuk memfasilitasi keluhan warga agar persoalan antara warga dan pihak CV DBM dapat diselesaikan.
BANJAR, koranbanjar.net – Ketua Komisi III DPRD Banjar, Abdul Razak kepada koranbanjar.net, Kamis (24/4/2025) menegaskan, sudah seharusnya Dinas PUPR Banjar segera turun tangan memfasilitasi keluhan masyarakat Desa Jati Baru yang terdampak pengerjaan proyek jalan senilai Rp4 miliar tersebut.
“Walau bagaimanapun, itu kan dampak dari pembangunan daerah kita dan itu masyarakat kita, sudah sewajarnya Dinas PUPR memfasilitasi, mempertemukan antara pihak-pihak yang merasa dirugikan dengan pelaksana proyek,” ungkap Abdul Razak.
Disinggung mengenai pernyataan pihak pelaksana proyek yang mengaku telah mengalami kerugian dalam mengerjakan proyek tersebut, Abdul Razak menyebutkan itulah risiko bisnis.
“Itu urusan bisnis. Paling tidak, waktu melakukan penawaran pihak pelaksana kan sudah menghitung, mampu nggak mereka atau perusahaan mereka dengan harga sekian melakukan penawaran dan mengerjakan proytek itu? Kalau dalam perhitungan seumpama minus, mengapa digawi kalau bakal rugi?” ucapnya.
Dengan adanya permasalahan ini, lanjutnya, Komisi III siap memfasilitasi jika warga mengadukan ke DPRD Banjar.
“Kami siap memfasilitasi, urun rembuk, dinas kita panggil, pelaksana proyek kita panggil dan masyarakat kita panggil. Wajar saja seumpama warga mengadu ke DPRD, jadi kami siap saja,” tegasnya.
Ditambahkan, kebetulan kemarin, Kamis (24/4/2025) berlangsung rapat paripurna LKPj, yang hadir salah satunya adalah Dinas PUPR Banjar. “Ini salah satu bahan kami nanti untuk disampaikan dan diperhartikan Dinas PUPR Banjar. Bagaimanapun, mereka masyarakat kita juga, dan proyek Pemerintah Daerah,” tutupnya.
Sementara itu, perwakilan CV DBM, Arif saat dihubungi pada Rabu, (23/4/2025) pukul 11.58 wita mengakui ada beberapa tanggungjawab yang belum mereka selesaikan kepada warga setempat.
“Sebetulnya ada, pohon belum dibayar Rp2 juta karena terkena di bahu jalan, dan ulun akuri (setujui untuk mengganti). Tetapi pekerjaan ini memang minus sekali. Amunisi memang habis. Ulun pernah rapatkan dengan Kepala Desa, dan kami tetap bertanggungjawab, tapi kami minta waktu. Nanti kalau kalau kami ada pekerjaan lain, baru akan kami selesaikan,” katanya.
Saat ini, imbuhnya, pekerjaan sekarang belum ada, kemudian uang juga belum ada. “Mobil sudah berapa buah ulun jual, tanggungjawab tetap, tapi minta waktu. Kami akui, ada tukang, dan sewa rumah yang belum dibayar. Memang warga ada juga yang melaporkan ke polisi, tapi kayapa pang lagi,” ucapnya.
Dia juga mengakui, telah mengalami kerugian dalam melaksanaan pekerjaan itu. “Kejaksaan sudah berapa kali memanggil, tetapi mau gimana, secara pribadi uang ulun habis,” jelasnya. (sir)