Opini  

Produksi Foto Story Terhadap Kesadaran Budidaya Produksi Alat Musik Panting di Mataraman Kalimantan Selatan

Pembuatan panting dari Mataraman, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Pembuatan panting dari Mataraman, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Artikel dan foto dibuat oleh :

Surya Adi Pradana

(Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta)

Pembuat Artikel dan Foto
Pembuat Artikel dan Foto

Alat musik Panting, merupakan alat musik khas daerah yang berasal dari Kalimantan Selatan, Indonesia. Pada era saat ini, alat musik ini sudah jarang kita temui secara langsung di kehidupan keseharian kita. Pada kali ini, penulis melakukan dokumentasi berupa foto story terhadap pembuatan alat musik daerah Panting tersebut yang bertempatan di Mataraman, Kalimantan Selatan, Indonesia.

Mengutip dari data yang diambil dari narasumber pengrajin alat musik panting itu sendiri, yang bernama Ahmad Busairi, yang berlokasi di daerah Mataraman, Kalimantan Selatan mengatakan, bahwa untuk sejauh ini, pengrajin panting dapat dibilang cukup sedikit, hanya terdapat dua orang saja di daerah Kabupaten Banjar dan tiga orang di daerah Banjarmasin.

Sehingga dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa pengrajin alat musik panting tersebut mulai perlahan terkikis oleh zaman. Sehingga, dengan adanya artikel ini dapat membangkitkan golongan anak muda, untuk tertarik dalam memproduksi ataupun mengembangkan alat musik daerah Panting ini. Karena tentu saja, alat musik ini menjadi warisan budaya yang ada dari nenek moyang kita.

1.Berawal Dari Sebongkah Kayu

Warisan Budaya KITA
Warisan Budaya KITA

Terbuat dari sebongkah kayu, hingga dapat menjadi sebuah warisan budaya”, adalah kalimat yang terlintas di pikiran saya. Pada gambar di atas, kayu yang digunakan untuk pembuatan alat musik panting menggunakan kayu bernama ketapi, yang dimana di atas kayu tersebut, telah digambar pola sedemikian rupa yang nanti kemudian dilakukan beragam proses untuk membuat bentuk menjadi Panting.

2.Membentuk Bentuk Dasar Panting

Pemotongan kayu 1
Pemotongan kayu 1

Pada tahap ini dilakukan pemotongan kayu sesuai dengan garis pinggir yang telah digambarkan pada gambar sebelumnya. Dalam tahap ini, Ahmad Busairi, pengrajin panting, menggunakan alat berupa gergaji mesin untuk dapat memudahkan dalam proses pemotongan kayu tersebut. Memotong tiap sisi, dengan presisi.

3.Pahat Kayu

Pemahatan Kayu
Pemahatan Kayu

Setelah Pemotongan kayu menggunakan mesin selesai, berikutnya untuk memunculkan bentuk Panting itu sendiri dilakukan pemahatan dengan metode sederhana, yaitu dengan menggunakan kapak. Pada tahap ini, dilakukan pembentukan pada bagian belakang Panting (lengkungan) dan juga pada bagian leher Panting.

4.Tipiskan Kayu

Penipisan Kayu
Penipisan Kayu

Proses ini dilakukan dengan menggunakan mesin yang berfungsi untuk menipiskan kayu. Proses ini dilakukan untuk menipiskan kayu sehingga mengurangi bobot pada Panting itu sendiri. Sehingga ketika digunakan, pengguna Panting tidak merasa terlalu berat ketika diangkat atau digunakan.

5.Presisikan Pinggir Kayu

Tahap berikutnya adalah melakukan pemotongan garis pinggir kayu yang berfungsi untuk merapikan bentuk agar sesuai dengan garis yang telah digambar di awal tadi. Proses ini dilakukan dengan sepresisi mungkin agar hasil akhir nantinya terlihat lebih rapi.

Merapikan bentuk sesuai dengan Garis
Merapikan bentuk sesuai dengan Garis

Proses di atas, menghasilkan gambar di bawah ini :

Setelah merapikan bentuk.
Setelah merapikan bentuk.

6.Haluskan Permukaan Kayu

Penghalusan Permukaan Kayu
Penghalusan Permukaan Kayu

Proses ini tidak hanya sebatas menghaluskan permukaan saja, tetapi juga memiliki tujuan agar bobot kayu menjadi lebih ringan dari sebelumnya. Proses ini dapat dilakukan berulang kali untuk menemukan bobot yang pas dan tingkat kehalusan yang diinginkan.

7.Membuat Penutup Depan dan Merapihkan Detail Pada Kepala atau Atas Panting

Pada tahap ini, membuat penutup yang nantinya akan dipasangkan di bagian depan Panting.

Pembuatan Penutup Bagian Depan 1
Pembuatan Penutup Bagian Depan 1
Pembuatan Penutup Bagian Depan 2
Pembuatan Penutup Bagian Depan 2

8.Kepala Panting

Tahap berikutnya adalah melakukan pemahatan menggunakan alat khusus untuk memahat pada bagian kepala atau atas dari panting itu sendiri. Membuat lubang-lubang yang nantinya digunakan untuk memasang senar dan juga memasang aksen khas yang dimiliki oleh Ahmad Busairi itu sendiri.

Pemahatan Pada Bagian Kepala 1
Pemahatan Pada Bagian Kepala 1

9.Pembuatan Kunci Untuk Senar

Pembuatan kunci yang digunakan untuk memasang senar, dilakukan dengan cara memotongnya secara presisi menggunakan alat berupa Mandau. Memotong pada bagian sisi kanan dan kiri sehingga nantinya dapat dimasukkan ke lubang yang telah dipersiapkan pada bagian kepala atau atas panting.

Pembuatan kunci untuk memasang senar 1
Pembuatan kunci untuk memasang senar 1

10.Melakukan Finishing

Tahap finishing di sini, dilakukan untuk menghaluskan permukaan pada panting tersebut. Hal ini dilakukan sebelum tahap pewarnaan. Alat yang digunakan di tahap ini adalah mesin amplas.

Finishing 1
Finishing 1

11.Pewarnaan

Pada tahap pewarnaan ini, pewarnaan di panting dilakukan. Menggunakan alat semacam spray paint atau semprotan khusus cat. Cairan perwarna yang digunakan pun khusus. Campuran-campuran warna yang digunakan dapat berbeda-beda, Kembali kepada masing-masing pengrajin ingin memunculkan warna seperti apa.

Pewarnaan 1
Pewarnaan 1

12.Pengeringan

Jika tahap pewarnaan sudah selesai, maka dilanjutkan ke tahap penjemuran. Panting digantung di ruangan terbuka sekaligus kena sinar matahari. Hal ini berguna untuk mengeringkan warna yang melekat di panting.

Penjemuran atau pengeringan.
Penjemuran atau pengeringan.

13.Produk Akhir

Di bawah ini adalah hasil produk akhir. Dimana pada bagian depan dibuat sebuah lubang untuk menghasilkan suara dan senar pun sudah dipasang beserta dengan kuncinya dan telah dilakukan pengaturan sedemikian rupa agar menghindari adanya suara senar yang sumbang.

Produk akhir.
Produk akhir.
Produk akhir
Produk akhir

Penutup

Alat musik daerah yang berasal dari Kalimantan Selatan, yaitu Panting merupakan sebuah hal yang patut kita banggakan. Sebuah peninggalan seni dan budaya pada dahulu kala, merupakan sebuah “kekayaan” tersendiri yang kita miliki. Kita sebagai generasi yang lebih muda, haruslah tetap mempertahankan ataupun mengembangkan peninggalan tersebut. Dengan adanya era gadget sekarang ini, semua menjadi jauh lebih mudah, tetapi semua juga dapat dengan mudah perlahan menghilang.

Dengan adanya artikel ini, diharapkan para pembaca atau audiens dapat mengetahui bagaimana proses panting dibuat, sehinga memunculkan daya tarik atau minat untuk meneruskan membuat alat musik tradisional Kalimantan, yaitu Panting.  Maka dari itu, selalu dukung kerajinan-kerajinan budaya lokal kita, gunakan gadget kita untuk “memamerkan” kerajinan dan budaya lokal kita, dan jugatetap  jaga kerajinan dan kebudayaan kita.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *