Cuaca panas beberapa hari terakhir membuat petani cabe di Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah harus kesulitan bolak-balik mengambil air untuk menyiram kebun cabe
BARABAI, koranbanjar.net – Petani cabe mengaku, kalau musim panas pohon cabe tumbuh tidak merata, ada yang berbuah ada yang tidak, pertumbuhannya pun tidak merata, ada yang tinggi ada pula yang rendah
Selain karena cuaca panas, keluhan mereka terjadi pada tanaman cebe yang tidak matang secara merata, sehingga sulit untuk memilih untuk dipanen atau tidak.
Kendati demikian, Petani Cabe, Irawan harus memotar otak untuk bisa tetap maksimal mengelola kebunnya.
Saat ditemui koranbanjar.net, Selasa, (3/8/2021) di kebun, tiap hari Irawan harus ke kebun untuk menyiram manual dengan alat semprot, tidak kurang dari 10 kali bolak-balik mengambil air untuk menyemprot kebun dengan tanaman cabe sekitar 300 lebih.
“Menyiramnya dilakukan di waktu malam hari, karena kalau siang kondisi tanah masih panas, dan kalau langsung disiram takutnya tanaman rusak,” ujarnya.
“Kalau 6 bulan sebelumnya, hasil menanam ini saya mendapatkan keuntungan lumayan, bisa beli kebutuhan rumah, bisa membeli satu unit motor dan banyak lagi yang lainnya, kalau dulu cuaca bagus, tanamannya pun cukup bagus,” tambahnya.
Kendala yang dihadapi sekarang pun harga cabe kadang naik kadang turun, seminggu terakhir untuk perkilo nya hanya dibandrol harga Rp30.000.(mj-041/sir)