Politisi PKS Kalsel Sebut Disintegrasi Bangsa Terancam Prilaku Bermedia Sosial

Sekretaris Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kalimantan Selatan juga anggota DPRD Kalsel, Firman Yusi dalam sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan di Tabalong, Senin (12/9/2022). (Sumber Foto : humasdprd)
Sekretaris Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kalimantan Selatan juga anggota DPRD Kalsel, Firman Yusi dalam sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan di Tabalong, Senin (12/9/2022). (Sumber Foto : humasdprd)

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kalimantan Selatan, Firman Yusi mengatakan disintegrasi bangsa terancam dengan prilaku anak bangsa dalam bermedia sosial.

BANJARMASIN, koranbanjar.net Pernyataan itu disampaikan dalam Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan yang diselenggarakan di Desa Wayau, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Tabalong, Senin (12/9/2022)

“Saat ini ancaman disintegrasi bangsa tidak hanya terancam oleh gerakan separatis atau terorisme, akan tetapi juga disebabkan perilaku anak bangsa dalam bermedia sosial,” katanya.

Dia mengungkapkan, dalam menggunakan media sosial orang sangat mudah menjatuhkan vonis tanpa disertai data dukung memadai.

“Mudah memposting dan berkomentar hal-hal yang menyangkut SARA,” sebutnya.

Menurut Yusi, mungkin saja akan menyinggung pihak lain dan menimbulkan sikap permusuhan antar suku, agama, ras dan antar golongan.

Oleh sebab itu, tambah Firman, dalam bermedia sosial, sudah seharusnya didukung oleh literasi yang memadai.

“Tidak hanya terkait bagaimana menggunakan media sosial,” ucapnya.

Tetapi juga terkait topik-topik hangat sebagai bahan pembahasan di media sosial.

Menurutnya, jangan terlalu mudah untuk membagikan setiap informasi yang kita dapat di media sosial tanpa sebelumnya mencari informasi pembanding.

“Serta tidak menggunakan kalimat-kalimat yang provokatif,” tegasnya.

Sementara itu, Duta Damai Dunia Maya, Lyanta Laras Puteri, ketika hadir menjadi narasumber, menekankan agar dalam media sosial, masyarakat melihat dari sisi pentingnya informasi yang dibagikan.

“Mari berhenti melakukan yang penting posting, tapi mari berubah menjadi posting yang penting,” imbaunya. (yon/sir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *