Dampak dari pandemi Covid-19 menjadi penyebab Pengrajin Purun di Kota Banjarbaru penghasilannya sekarang menurun, bahkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini menelan kerugian yang tidak sedikit.
BANJARBARU, koranbanjar.net – Kendati termasuk kebutuhan sekunder, kerajinan purun turut mengalami penurunan permintaan drastis dari pembeli.
Sebagaimana dialami pengrajin purun Maimunah yang berdomisili di Kelurahan Palam, Kota Banjarbaru, Kalsel.
“Sejak awal pandemi Covid-19, omzet menurun hingga 70 persen,” tuturnya, Senin (4/10/2021).
Kata dia, omzet sebelum pandemi mencapai Rp20 juta, dan jumlah orderan mencapai ribuan.
Namun, belakangan ini penghasilannya jauh menurun drastis hanya menjadi sekitar Rp1 juta per bulan.
Adapun, produk yang dihasilkan berupa keranjang, tas, dan tikar kisaran harga antara Rp3.000 – Rp200.000. Produk yang paling diminati tergantung musiman.
Ia pun memaksimalkan platform digital dalam pemasaran bisnis purun. Promosi dilakukan melalui sosial media.
Sejak dijalankan pada 2017 lalu, kerajinan purun miliknya telah dijual ke luar kota, bahkan sampai ke luar negeri seperti Irak, Turki, dan Eropa.
“Alhamdulillah beberapa pembeli dari luar negeri juga ada. Semoga pandemi cepat berakhir dan kami juga kembali dibanjiri orderan,” ungkapnya. (jwt/dya)