Pengrajin Perhiasan di Kota Martapura Menggeliat Lagi

Pengrajin perhiasan di Kota Martapura mulai berupaya bangkit lagi, setelah sebelumnya melemah karena covid-19.  Dikenal sebagai penghasil intan atau berlian dengan kualitas diakui sebagai salah satu terbaik di dunia, sehingga kota Martapura Kalimantan Selatan diberi julukan  Kota Intan.

BANJAR,koranbanjar.net – Sebagian masyarakat di Kabupaten Banjar berprofesi sebagai penambang intan dan khususnya di Kota Martapura sebagian lagi berprofesi sebagai pengrajin perhiasan atau pangamasan.

Semenjak pandemi Covid-19 muncul maka semua bidang usaha melemah, salah satunya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pengrajin perhiasan permata, yang banyak didapati di kawasan Cahaya Bumi Selamat Martapura, Kabupaten Banjar, Selasa (20/10/2020).

Seorang pemilik usaha perhiasan permata, Faiz mengatakan, semenjak Kabupaten Banjar ditetapkan status tanggap darurat bencana non alam Covid-19 sekitar akhir bulan Maret dan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada petengahan bulan Mei.

Sehingga, pembelian maupun pemesanan permata dan perhiasan menjadi sangat sepi dan nyaris tidak ada.

“Semenjak Covid-19 usaha kami mengalami penurunan yang sangat drastis, mencapai 80% dari sebelumnya,” ungkap dia.

Mungkin karena produk dia adalah barang sekunder bukan barang primer, untungnya dia belum sampai meliburkan karyawan karena masih ada pesanan sebelumnya.

Ia juga menambahkan semakin membaiknya keadaan dan diturunkannya status Kabupaten Banjar dari zona merah menjadi zona kuning, pembatasan sudah mulai dilonggarkan selama menerapkan protokol Covid-19.

Masyarakat diperbolehkan beraktifitas seperti biasa. Usaha yang digelutinya berangsur normal kembali.

Bulan-bulan ini pembelian dan pemesanan sudah mulai datang, walau masih dalam skala kecil seperti pembuatan cincin kawin.

“Pastinya kita semua berharap ke depan keadaan akan pulih seperti sedia kala,” kata dia. (kominfobanjar/dya)