ASTAMBUL – Seperti sudah jadi tradisi, keberadaan pengemis di Desa Kelampayan Tengah, Kecamatan Astambul kian marak. Bahkan kebiasaan mengemis seperti menjadi pekerjaan turun temurun bagi sebagian warga setempat.
Pantauan koranbanjar.net, Jumat (30/11) terlihat ada puluhan pengemis yang berada di sepanjang jalan menuju makam Syeh Muhaam Arsyad Al Banjari atau Datuk Kelampayan.
Salah satu pengemis yang berhasil dimintai keterangan jurnalis Koran Banjar, Uhan 46 mengatakan, ia bersama rekan-rekan lainnya biasa mengharap belas kasihan ke para penjiarah yang ingin mengunjungi makam Datuk Kelampayan.
Penghasilan dari mengemis pun terbilang tak pasti, kadang hanya cukup untuk membeli rokok. “Gak pasti, kalau hari Minggu biasanya lumayan, bisa sampai Rp100 ribu, tapi kalau hari biasa kadang cuma dapat untuk beli rokok,” ujar Uhan.
Laki-laki yang berasal dari Desa Kelampayan Ilir dan hanya bisa duduk di kursi roda buatan sendiri itu juga mengaku pernah dijanjikan pemerintah akan mendapat bantuan, namun hingga kini bantuan tersebut tak kunjung sampai ke tangannya.
“Dulu pernah ada janji dapat bantuan katanya, namun hingga kini gak pernah sampai,” ungkapnya
Sementara itu Kepala Desa Kelampaian Tengah Rusdian saat ditemui koranbanjar.net menuturkan, keberadaan pengemis di wilayahnya murni bukan dari warganya sendiri, melainkan para pengemis itu adapula yang datang dari desa tetangga.
“Mereka itu bukan warga saya, tapi mereka dari desa tetangga datang kesini untuk mengmis,” ujar Rusdian
Sementara ditanya mengenai tindakan aparat desa setempat ke para pengemis, ia mengaku baru ada rencana untuk melakukan penertiban dengan cara berkoordinasi dengan kepala desa tetangga yang diketahui warga mereka beroperasi di wilayah Kelampaian Tengah.
“Kita akan berkoordinasi langsung dengan kepala desa tetangga, untuk melakukan penertiban” ungkapnya.(sai)