Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Opini

Pengaruh Beban Kerja Sandwich Generation Terhadap Motivasi Kerja

Avatar
413
×

Pengaruh Beban Kerja Sandwich Generation Terhadap Motivasi Kerja

Sebarkan artikel ini
Jaiman Sihombing dan Andohar Sitinjak, Mahasiswa STIE Dharma Putra Pekanbaru. (Foto: Kolase)

Pada era modern ini, fenomena sandwich generation semakin banyak ditemukan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Sandwich generation merujuk pada individu yang harus mengurus dua generasi sekaligus, yaitu orang tua dan saudara yang masih bergantung pada mereka.

Fenomena ini tidak hanya mempengaruhi kehidupan pribadi dan sosial mereka, tetapi juga berdampak besar pada dunia kerja. Beban yang harus ditanggung oleh sandwich generation dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah motivasi kerja.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Artikel ini akan membahas bagaimana beban kerja sandwich generation berpengaruh terhadap motivasi kerja mereka, serta bagaimana cara-cara untuk mengatasinya agar tetap dapat bekerja secara maksimal.

Beban Kerja Sandwich Generation

Beban kerja sandwich generation adalah gabungan dari tugas-tugas rumah tangga, perawatan orang tua, dan kewajiban terhadap anak-anak.

Banyak individu dalam kelompok ini merasakan tekanan karena harus membagi waktu dan energi antara pekerjaan, keluarga inti, dan orang tua yang membutuhkan perhatian khusus.

Kewajiban-kewajiban ini sering kali membuat mereka merasa terjepit di antara dua dunia, sehingga menambah stres dan memengaruhi produktivitas di tempat kerja.

Pengaruh Beban Kerja Sandwich Generation Terhadap Motivasi Kerja

Beban yang berat akibat peran ganda ini dapat menurunkan motivasi kerja sandwich generation. Berikut adalah beberapa pengaruh utama yang dapat terjadi:

1. Stres dan Kelelahan Mental

Salah satu dampak terbesar dari beban kerja yang berlebihan adalah stres. Sandwich generation sering merasa kelelahan mental karena harus berpindah dari satu peran ke peran lainnya dalam waktu yang terbatas.

Mereka harus memenuhi harapan pekerjaan dan dalam waktu yang bersamaan memenuhi kewajiban keluarga. Stres ini akan memengaruhi konsentrasi dan energi mereka dalam bekerja, yang pada akhirnya dapat menurunkan produktivitas dan motivasi kerja.

2. Waktu yang Terbatas untuk Pengembangan Diri

Salah satu aspek penting dalam menjaga motivasi kerja adalah kesempatan untuk mengembangkan diri. Namun, sandwich generation sering kali tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengikuti pelatihan, kursus, atau bahkan istirahat yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan hidup.

Ketidakmampuan untuk mengembangkan diri dapat membuat mereka merasa stagnan dan kehilangan motivasi untuk bekerja lebih baik lagi.

3. Perasaan Cemas dan Terbebani

Perasaan cemas dan terbebani juga merupakan dampak dari kehidupan sebagai sandwich generation. Mereka sering merasa khawatir tentang kemampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan pekerjaan.

Cemas yang terus-menerus ini bisa membuat mereka merasa tertekan dan berkurang semangat untuk bekerja maksimal.

4. Kurangnya Penghargaan dan Dukungan di Tempat Kerja

Ketika sandwich generation merasa bahwa beban yang mereka pikul tidak dihargai atau tidak mendapat dukungan yang cukup dari atasan, mereka cenderung kehilangan motivasi untuk berprestasi.

Dukungan sosial baik di rumah maupun di tempat kerja sangat penting bagi mereka untuk merasa dihargai. Tanpa dukungan ini, mereka akan merasa kurang dihargai dan termotivasi.

Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Sandwich Generation

Meskipun banyak tantangan yang dihadapi oleh sandwich generation, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi tingkat motivasi kerja mereka:

1. Dukungan dari Tempat Kerja

Tempat kerja yang memahami kebutuhan karyawan, terutama sandwich generation, dapat memberikan fleksibilitas yang sangat dibutuhkan.

Program-program seperti jam kerja fleksibel, cuti keluarga, atau bahkan dukungan untuk perawatan anak atau orang tua yang sakit dapat membantu meringankan beban mereka. Dengan dukungan seperti ini, motivasi kerja mereka dapat terjaga dengan baik.

2. Keseimbangan Kerja dan Kehidupan

Perusahaan yang memberikan perhatian lebih pada keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan akan sangat mendukung motivasi kerja.

Mengatur waktu dengan bijaksana antara pekerjaan dan kehidupan pribadi sangat penting bagi sandwich generation untuk menjaga kesehatan mental dan fisik mereka.

3. Komunikasi yang Terbuka

Salah satu cara untuk mengatasi tantangan yang dihadapi sandwich generation adalah dengan menjaga komunikasi yang terbuka dengan atasan atau kolega.

Jika mereka merasa nyaman untuk mengungkapkan masalah yang mereka hadapi, atasan akan lebih memahami dan memberikan bantuan yang diperlukan. Ini juga dapat meningkatkan rasa dihargai yang dapat meningkatkan motivasi kerja.

Strategi untuk Meningkatkan Motivasi Kerja Sandwich Generation

Untuk meningkatkan motivasi kerja bagi sandwich generation, beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

1. Mencari Bantuan dari Lingkungan Kerja

Perusahaan bisa menciptakan kebijakan yang lebih mendukung sandwich generation, seperti menyediakan waktu cuti untuk merawat orang tua, atau fleksibilitas jam kerja.

Program kesejahteraan karyawan seperti konseling atau dukungan psikologis juga sangat membantu untuk mengurangi stres.

2. Mengatur Waktu dengan Bijaksana

Sandwich generation perlu belajar untuk mengatur waktu dengan lebih efisien. Mengatur prioritas pekerjaan dan tugas keluarga serta mencari waktu untuk diri sendiri adalah kunci untuk mengurangi stres dan meningkatkan motivasi.

Memanfaatkan teknologi untuk membantu pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan kantor juga dapat membantu meringankan beban.

3. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Mendukung

Jika lingkungan kerja mendukung kebutuhan pribadi mereka, sandwich generation dapat lebih termotivasi.

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menciptakan budaya kerja yang lebih inklusif dan memahami tantangan yang dihadapi oleh sandwich generation.

Kesimpulan

Sandwich generation menghadapi tantangan besar dalam menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kewajiban keluarga.

Beban yang mereka tanggung dapat menurunkan motivasi kerja mereka, namun dengan dukungan yang tepat baik dari lingkungan kerja maupun keluarga, mereka dapat mengatasi stres dan tetap termotivasi untuk bekerja dengan maksimal.

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan dan masyarakat untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh sandwich generation agar mereka dapat menjalani kehidupan yang lebih seimbang dan produktif.

Penulis: Jaiman Sihombing & Andohar Sitinjak, Mahasiswa STIE Dharma Putra Pekanbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh