Seorang anak pelajar Sekolah Dasar (SD) berusia 10 tahun di Banjarmasin bernama Nur Azizah nekat menjatuhkan diri ke jalan raya, setelah dirinya sadar menjadi korban dugaan hipnotis oleh seorang perempuan tak dikenal.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Peristiwa ini diceritakan ibu korban bernama Hapsah (44) Sabtu (6/7/2024) di rumahnya Jalan Tembus Mantuil, Kecamatan Basirih Selatan, Kota Banjarmasin.
Korban yang merupakan anak perempuannya yang nomor 2 ini di hari kejadian, Jumat (5/7/2024) sekitar pukul 2 siang sedang asik memutar-mutar menggunakan sepeda listrik milik temannya di sekitar kawasan tempat tinggalnya.
“Pada waktu itu anak ulun (saya) minta uang ke saya katanya mau beli es, tiba-tiba anak ulun berhenti di dekat tiang listrik samping orang jual es tebu dan sedang berbicara dengan seorang perempuan menggunakan topi,” cerita Hapsah kepada koranbanjar.net sembari berjualan es campur di dekat rumahnya atau tepatnya di bawah Jembatan Tol Lingkar Selatan.
Lanjut Hapsah, setelah kurang lebih 10 menit berbicara dengan seorang perempuan tak dikenal tersebut, korban tiba-tiba naik sepeda listrik berdua dengan sang perempuan tak dikenal ini dan melintas melewati depan jualan Hapsah.
“Lalu anak ulun sama perempuan itu singgah di depan ulun jualan dan langsung ulun tanya, nak mau kemana” ungkap Hapsah.
Namun sang anak yang saat itu menggunakan kaos biru dan celana panjang warna ungu hanya diam seperti orang linglung. Pertanyaan Hapsah dijawab oleh seorang perempuan tak dikenal yang membonceng korban.
“Ulun (saya) minta tolong antarkan anak pian (kamu) lah setumat (sebentar) ke ujung jembatan ini aja,” ucap perempuan itu.
Hapsah pun mengijinkan dengan alasan perempuan itu minta antar ke tempat yang hanya berjarak kurang lebih 200 meter.
Setelah ditunggu hampir satu jam korban tak kembali, Hapsah mulai gelisah perasaanya pun tidak enak. Mulailah dirinya panik dan berusaha mencari keberadaan korban dengan bertanya ke beberapa orang yang mungkin melihatnya.
“Ada lakian (seorang laki-laki) di dekat jembatan itu mengaku melihat anak ulun, ujarnya naik ke atas jembatan setelah itu tidak tahu lagi,” tuturnya.
Mendengar ucapan seorang laki-laki tersebut Hapsah hampir pingsan dan kebingungan kemana anaknya dan perempuan itu pergi.
Saat dalam keadaan hati tak karuan, gundah gelisah, sedih, cemas, gelisah berkecamuk tiba-tiba hampir 2 jam Hapsah dikagetkan kedatangan korban secara tiba-tiba diantar oleh seorang lelaki remaja tanggung.
“Kaget dan langsung ulun peluk anak ulun sambil menangis kami berdua, ujar ulun kemana pian (kamu) maka tadi kata Ulun ke ujung jembatan ini aja,” ucap Hapsah dengan mata yang berkaca-kaca.
Lebih lanjut diceritakannya lagi, lalu korban bercerita kalau dirinya dibawa memutar-mutar masuk ke dalam gang dan keluar ke Jalan Sutoyo S atau Teluk Dalam Banjarmasin.
“Anak ini pas sadar kalau dirinya dibawa orang tak dikenal lalu menggoyangkan sepeda listriknya agar jatuh,” tambah Halikah yang juga seorang penjual es campur disamping Hapsah.
Lalu kemudian korban jatuh tepat di depan SMKN 5 atau di dekat Lapas Teluk Dalam Banjarmasin. Kemudian bersamaan dengan itu keluar seorang lelaki remaja tanggung itu dari dalam gang dan langsung menolong korban.
“Korban minta antarkan pulang kerena pulang sendiri tidak berani dan tidak tahu menuju jalan pulang. Yang ingat ia bilang rumahnya dekat di bawah Jembatan Tol Basirih atau Jembatan Lingkar Selatan,” ungkap Halikah.
Setelah perlahan ditanya oleh ibunya mengapa ia mau dengan mudah menuruti ajakan perempuan tak dikenal itu, korban akhirnya buka suara bahwa saat itu dirinya sempat menolak beberapa kali namun di kala itu pula bahunya ditepuk oleh perempuan tersebut.
“Dari situ anak ulun tiba-tiba kaya orang linglung dan diam aja padahal aslinya anak ini lantih (suka bicara) pecicilan,” sambung Hapsah lagi.
Kendati tidak ada kerugian material, namun secara moral kejiwaan korban terganggu bahkan bisa dikatakan trauma.
“Disamping badannya kuka lecet akibat jatuh, juga sepertinya trauma karena saat ini anak saya menangis aja. Kalau sepeda listriknya rusak dapat kita perbaiki, tapi ini soal jiwa dan mental anak ulun terganggu,” bebernya.
Dirinya berpesan kepada para ibu rumah tangga dimana pun berada khususnya yang tinggal di Kota Banjarmasin dan sekitarnya agar berhati-hati terhadap tindak kejahatan gendam atau hipnotis yang menjadi sasaran adalah anak pelajar SD.
“Khusus ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai anak tolong dijaga dan diawasi karena cukup saya yang mengalami jangan ada lagi korban hipnotis lainnya,” pesannya. (yon/bay)