BANJARBARU, koranbanjar.net – Pemprov Kalsel melalui Dinas ESDM berupaya meningkatkan Geopark Meratus yang saat ini statusnya Geopark Nasional, menjadi Geopark Internasional yang diakui UNESCO.
Secara keseluruhan, saat ini Indonesia punya 15 Geopark Nasional, di antaranya sudah ada 6 Geopark Internasional.
Pegunungan Meratus Kalimantan Selatan secara resmi dijadikan Geopark Nasional setelah diserahkannya sertifikat pengakuan status Geopark Nasional oleh kepada Komite Nasional Geopark Indonesia di Pongkor, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 30 November 2018.
Saat itu ada delapan lokasi yang secara bersamaan ditetapkan sebagai Geopark Nasional, salah satunya Pegunungan Meratus.
Kabid Air Tanah Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalsel, Ali Mustofa mengatakan, sampai saat ini pihaknya gencar untuk meningkatkan status Geopark Meratus ke tingkat Internasional. Menurutnya hal itu tak mudah membalikkan telapak tangan, berbagai syarat harus dilengkapi.
“Salah satunya, pengajuan menyusun dokumen geosite, pendalaman tiga bahasa seperti bahasa Indonesia, Inggris, dan Prancis. Karena pendaftaran ada di Universal Copyright Convention (UCC) di Prancis agar bisa diakui Unesco. Kemudian geosite yang akan diajukan harus sudah dipersiapkan,” ujarnya kepada koranbanjar.net saat ditemui di Kantor ESDM Kalsel, Banjarbaru, Jumat (22/11/2019).
Ia menjelaskan, nantinya akan dinilai oleh tim UNESCO lalu para Dewan dari seluruh negara melaksanakan sidang kemudian akan diputuskan bisa diterima atau tidaknya.
“Harapannya ketika penilai datang bisa benar mempersiapkan untuk nilai yang baik tanpa kita pengaruhi salah satunya sekarang sudah berkembang geositenya itu. Jika sudah berkembang, nilai situs unsur utamanya adalah warisan geologinya bersignifikansi Internasional, unsur konservasi edukasi, serta pengembangan tercapai,” papar Ali.
Setelah Pegunungan Meratus ditetapkan Geopark Nasional, pemerintah sudah mensupport untuk segera mengembangkan karena program yang sangat bagus, dan dikehendaki oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
“Tujuannya selain konservasi, untuk pengembangan pendidikan dan peningkatan ekonomi berkelanjutan. Geopark itu memadukan tiga unsur yakni Geodiversity (Keragaman Geologi), Biodiversity (Keanekaragaman Hayati), dan Cultural Diversity (Keragaman Budaya). Kita melakukan deliminasi (petakan) geosite, unsur utama dan pendukungnya,” ucapnya.
Geopark Meratus Punya 67 Geosite
Geopark Meratus, dikatakannya dulu tahun 2018 ada sebanyak 36 geosite tetapi sekarang ada 67 geosite. Dari 67 geosite tersebut akan difokuskan pada beberapa geosite prioritas, sedangkan yang Nasional lainnya akan dikembangkan.
“Yang utama dinilai berskala Internasional, misal tingkat situs atau warisan geologinya. Artinya pernah ada suatu kejadian atau warisan bumi yang tidak ada duanya di tempat lain. Kita mencari itu ya seperti fosil, proses geologi, tektonik, mineralogi,” beber Ali.
Oleh karena itu, lanjutnya lagi, untuk meraih Geopark Internasional yang menjadi prioritas harus mencari dulu dari yang terbaik diantara yang baik.
“Jika sudah diakui Internasional pastinya seluruh dunia ingin tahu dan semakin tertarik untuk mengunjungi tempat kita. Misalnya mengunjungi untuk penelitian, pengembangan ilmu, teknologi, pengetahuan, keindahan seperti landscape, menikmati kuliner, serta keramahan budaya,” tuturnya.
Jika nantinya sudah diakui dan tercatat di UNESCO, nantinya otomatis akan dipromosikan selalu di setiap event acara.
“Secara administrasi Geopark Meratus sudah kita siapkan, perlindungan sudah kita buatkan, kita juga akan kita ajukan nantinya perlindungan kawasan cagar alam georitis (Kcag) yang ditetapkan Menteri ESDM. Kalau sudah dilindungan, situs tersebut harus dijaga,” ujar Ali. (ykw/dra)