Operasi katarak oleh Rumah Sakit Apung (RSA) Nusa Waluya II di Kotabaru mendapatkan sertifikat rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Kegiatan ini bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kotabaru dan PT Arutmin Indonesia. Apa sebabnya sehingga MURI memberikan penghargaan?
KOTABARU, koranbanjar.net – Penghargaan diberikan atas rekor pelaksanaan operasi katarak terbanyak, dengan jumlah 209 pasien di RSA Nusa Waluya ll, yang tidak pernah ada sebelumnya di wilayah lain dan dilaksanakan RSA.
Direktur RSA Nusa Waluya II dr lvan Reynaldo Lubis menjelaskan, untuk pasien operasi katarak ada sekitar 209 dan dilaksanakan selama dua hari.
Operasi dibantu 6 dokter spesialis mata serta 7 perawat mata yang berasal dari Jakarta, Kuningan, Cirebon, Pontianak, Banjarmasin dan Kotabaru.
“Keberadaan RSA di Kotabaru telah memasuki minggu ke empat. Alhamdulillah jumlah pasien yang sudah ditangangi sebanyak 2 ribu,” ujarnya, Sabtu (30/10/2021).
Sementara itu, Bupati Kabupaten Kotabaru, Sayed Jafar berharap agar pelaksanaan tersebut berjalan dengan baik dan lancar hingga akhir.
Sehingga kata dia, apa yang menjadi tujuan dari keberadaan Rumah Sakit Apung Nusa Waluya II beserta tim dokter spesialis mata Indonesia di Kabupaten Kotabaru dapat tercapai dengan baik.
“Kepada para dokter dan tenaga kesehatan di Rumah Sakit Apung Nusa Waluya II, Dinas Kesehatan Kotabaru, Dan PT Arutmin Indonesia, selamat sudah mendapat sertifikat penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia atas pelaksanaan operasi katarak,” ucap Sayed Jafar.
Menurutnya, penghargaan dari MURI memberikan tambahan semangat dan motivasi kepada semua pihak dalam mengukir karya dan prestasi di bidang keahlian masing-masing, serta terus mengembangkan potensi yang ada dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Keberadaan RSA sangat membantu masyarakat Kotabaru. Kita juga harus mempunyai Rumah Sakit Apung ini, karena Kotabaru sebagai wilayah yang terdiri dari ratusan pulau-pulau,” pungkasnya.(cah/dya)