Miris, Jalan Tambak Sirang Dibiarkan Rusak Menahun Diduga Akibat Dilalui Kendaraan Proyek SPBN Milik Anggota DPR RI

Jalan rusak di Desa Tambak Sirang, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar. (Foto: Leon/Koranbanjar.net)

Sangat miris, jalan di Desa Tambak Sirang Kecamatan Gambut menuju Kecamatan Aluh-Aluh rusak parah menahun tidak pernah diperbaiki diduga akibat pernah dilalui kendaraan bermuatan berat membawa material sewaktu proyek pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) milik seorang anggota DPR RI dari Partai Persatuan pembangunan (PPP).

BANJAR, koranbanjar.net Beberapa orang warga Desa Tambak Sirang sedang berkumpul di rumah salah satu dari mereka dan menceritakan kepada koranbanjar.net, Sabtu (27/7/2024), penyebab aspal di Jalan Tambak Sirang hancur, pecah belah dan berlubang, bahkan miring tidak merata, diduga akibat dulunya sering dilalui kendaraan truk bermuatan batu dan material lainnya, pada masa pengerjaan proyek pembangunan SPBN yang berada di Aluh-Aluh, milik salah satu anggota DPR RI Syaifullah Tamliha.

“Sudah selesai membangun, salahnya tidak mengembalikan jalan ini atau diperbaiki malah ditinggal begitu saja dibiarkan kondisinya rusak parah,” ujar H Abdul Kadir diiyakan Daniansyah, Dari, dan lainnya mengawali ceritanya.

Lanjut dikisahkannya, truk-truk bermuatan batu, tanah dan material lainnya kala itu kerap melintasi jalan di Desa Tambak Sirang. Isi muatannya pun waktu itu diperkirakan di atas 7 sampai 8 ton. Alhasil aspal jalan Desa Tambak Sirang langsung pecah-pecah, belah memanjang, dan berlubang.

“Hingga sampai hari ini sejak selesai pembangunan SPBN itu tak satupun perusahaan ataupun pihak pemilik SPBN memperbaiki jalan di sini (Tambak Sirang),” ungkapnya.

Sempat pernah ada pengaspalan sebelum adanya proyek pembangunan SPBN, namun kekuatannya tidak bertahan lama dan hancur lagi.

Lanjut Daniansyah menambahkan cerita H Abdul Kadir, perbaikan dan pengaspalan pernah dilakukan selama dua kali sebelum adanya lalu lintas kendaraan proyek pembangunan SPBN di Aluh-Aluh.

“Itupun beberapa titik aja yang diperbaiki, sisanya dibiarkan begitu aja, tidak karuan mengaspal jalan di Tambak Sirang ini,” ucapnya.

Dirinya juga mengemukakan akibat miring dan berlubangnya jalan di Tambak Sirang kerap menimbulkan kecelakaan, baik terjadi pada pengendara motor maupun anak-anak sekolah yang bersepeda.

“Sering sekali terjadi kecelakaan, ada yang terpelanting orang pas melintas di jalan aspal yang miring berlubang itu,” kisahnya.

Lalu untuk menutupi lubang-lubang jalan di Desa Tambak Sirang, warga bergotong-royong mengumpulkan dana secara swadaya untuk membeli batu dan itu terus dilakukan sampai sekarang.

Kondisi jalan di Desa Tambak Sirang Kecamatan Gambut. (Foto: Leon/Koranbanjar.net)
Kondisi jalan di Desa Tambak Sirang Kecamatan Gambut. (Foto: Leon/Koranbanjar.net)

Ironisnya, Pemerintah Kabupaten Banjar dan pemilik SPBN yang notabene adalah seorang wakil rakyat dengan daerah pemilih (dapil) di wilayah setempat terkesan tak memperhatikan keadaan jalan Desa Tambak Sirang.

Saat dikonfirmasi di lokasi SPBN milik Syaifullah Tamliha, koranbanjar.net hanya bertemu dengan Koordinator SPBN tersebut bernama Supian Suri.

Supian Suri justru berargumen bahwa pemberitaan mengenai jalan rusak yang diduga akibat pernah dilalui kendaraan proyek pembangunan SPBN milik bosnya (Syaifullah Tamliha) terdapat unsur politik.

“Ini kan tahun politik, apalagi bapak kan mau mencalon lagi jadi Bupati Banjar. Ulun (saya) rasa ada unsur politik aja itu,” ujar Supian Suri.

Lanjutnya, pembangunan SPBN ini sudah selesai dan beroperasi kurang lebih dua tahun. Kalau kerusakan jalan di Tambak Sirang dikaitkan dengan kendaraan angkutan berat bermuatan batu, tanah dan material lainnya sewaktu membangun SPBN milik Politisi PPP itu, menurutnya sangat tidak tepat.

“Kan itu jalan umum, yang lewat melintasi jalan itu bukan saja dari kami tetapi dari usaha lain juga ada diantaranya proyek SPBN juga baru dibangun saat ini, angkutan berat lainnya bermuatan tali, besi juga lewat sana,” bebernya.

Oleh karena itu Supian Suri menegaskan janganlah kerusakan jalan di kawasan Kecamatan Gambut dan Kecamatan Aluh-Aluh ditimpakan kesalahannya hanya kepada SPBN punya bosnya.

“Banyak disini yang mengangkut material dengan menggunakan truk besar untuk pengerjaan beberapa proyek, bukan hanya SPBN punya kami yang sudah lama selesai disorot,” tandasnya. (yon/bay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *