AKHMAD FAHMI menceritakan, belum pernah sebelumnya terpikir terjun ke dunia politik, apalagi menjadi pimpinan parlemen daerah. Niat awal mencari istri salihah. Sekali dapat, include ‘bonus’ dapat amanah menjadi Ketua DPRD Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) periode 2019-2024. Bagaimanakah perjalanan Akhmad Fahmi sebelum duduk di DPRD HSS? Simak kisahnya.
Muhammad Hidayat, Kandangan
Akhmad Fahmi, putera seorang pengusaha agen gas LPG itu tak seperti kebanyakan politisi lain. Tampil apa adanya di belakang maupun depan orang-orang, dipadukan sikap ramah dan humble-nya.
Fahmi anak pertama dari tiga bersaudara. Berasal dari Desa Muara Tawia, Kecamatan Angkinang, HSS. Legislator muda kelahiran 12 Desember 1982 ini memulai pendidikan di SDN Angkinang, lalu melanjutkan ke MTsN Angkinang, yang kini berganti nama menjadi MTsN 3 HSS.
Fahmi melanjutkan sekolah agama, Madrasah Aliyah di Pondok Pensantren (Ponpes) Modern Islam Assalam Kecamatan Surakarta Jawa Tengah. Niat awal Fahmi sekolah ke luar daerah, ingin menimba ilmu di luar yang kemudian diaplikasikan di kampung halaman.
Sebelum masuk pondok, Fahmi mengikuti Pendidikan Takhasus, sebuah pendidikan extension class untuk mendalami bahasa Arab selama setahun. Ia bersekolah di sana selama 4 tahun.
“Bukan tidak naik, tapi memang sekolah di sana kan wajib bertutur dalam bahasa Arab,” terangnya.
Lulus mondok, Fahmi melanjutkan pendidikan dengan kuliah program studi S1 Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Ia bercerita, saat mengarungi masa perkuliahan, Fahmi sempat jatuh hati seorang gadis Jakarta, yang kebetulan satu jurusan namun beda kelas. Berpacaran selama dua tahun dan sudah akrab dengan orangtua sang pacar, lalu menikah!
Fahmi mengungkapkan, sebelumnya tak pernah berpacaran sampai sekolah MTsN. Apalagi di pondok yang isinya semua laki-laki.
Namun jodoh dengan perempuan Jakarta itu tak berlangsung lama. Keduanya sepakat melepas cincin perkawinan. Setelah lulus Fahmi bercerai dengan wanita yang tak ingin disebutnya namanya tersebut. Ia akui, saat itu memilih pasangan hanya melihat dari fisiknya saja.
Fahmi menuturkan, dalam sabda nabi: wanita dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau beruntung.
“Sekarang saya sadar saat itu harusnya saya mencari niat karena agama,” kenang Fahmi. Dengan pengalaman itu, ia bertekad dalam memilih jodoh tidak lagi melihat dari fisiknya saja.
Filsuf Prancis Simone Weil pun juga pernah berkata, “Kecantikan itu selalu menjanjikan, tetapi tidak pernah memberikan apa-apa”.
Fahmi bersyukur, menyelesaikan studinya selama 4 tahun dengan IPK akhir 3,8. Hal itu ia mendapat predikat peringkat 3 terbaik di jurusannya.
Pulang ke kampung halaman di Muara Tawia, Angkinang, Fahmi masih belum bekerja tetapi aktif melakukan hobi bermain bulutangkis di gedung olahraga kampung Sungai Kudung Desa Gambah Luar, Kandangan.
Sering bermain bulutangkis, suatu hari yang ia lupa entah hari apa, tuhan menakdirkan pertemuannya dengan seorang wanita berhijab syar’i. Saat mau membayar sewa lapangan, seorang wanita berpenampilan salihah keluar dari rumah yang berdempetan dengan gedung bulutangkis.
Fahmi menuturkan, sebelumnya setiap kali membayar lapangan belum pernah melihatnya, tiba-tiba hari itu bertemu sosok perempuan idamannya dan langsung ada interested yang kuat.
“Jilbabnya panjang. Waah ini cocok buat ibu dari anak-anakku kelak,” ucapnya, mengutarakan gumaman dalam hatinya waktu itu.
Kenangnya, pandangan pertama itu membuatnya selalu terbayang. Hingga akhirnya Fahmi mengadu ke orangtua akan perasaannya, lalu ia dan orangtua melakukan prosesi badatang (lamaran, red) dan diterima. Hal itu berlangsung singkat, tak lagi melalui proses pacaran seperti yang lalu.
Wanita yang ia nikahi dengan niat mencari istri salihah itu bernama Lia Noviana, adalah adik dari Ja’far yang saat itu menjabat ketua DPD PKS dan ketua DPRD HSS kala itu.
Dari situ jalan awal karirnya terbuka di dunia politik, hingga menjadi anggota DPRD termuda ke dua periode 2009-2014 di Kalsel, dan sekarang menjadi ketua DPRD HSS, yang bahkan jabatan itu bukan dikejar gigih dan belum pernah diimpikan sebelumnya.
“Niatnya mencari isteri salihah, dapat bonus jabatan. Luar biasa dari Allah SWT,” ucap Ketua DPRD HSS Akhmad Fahmi, bersyukur. (*)