Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar

Mengikuti Kandidat Bupati Banjar Andin Sofyanoor Berbaur Warga Aluh-Aluh (2) Money Politic Punya Konsekuensi untuk Paslon Maupun Pemilik Suara

Avatar
360
×

Mengikuti Kandidat Bupati Banjar Andin Sofyanoor Berbaur Warga Aluh-Aluh (2) Money Politic Punya Konsekuensi untuk Paslon Maupun Pemilik Suara

Sebarkan artikel ini

Warga sontak terkejut ketika Andin Sofyanoor menyatakan, bila paslon lain berikan Rp200 ribu per suara. Maka, dia akan lebih dari itu di Pilkada Kabupaten Banjar 2020. Namun, melakukan money politic punya konsekuensi untuk paslon maupun pemilik suara.

PERTEMUAN di Desa Kuin Kecil Kecamatan Aluh-Aluh, Minggu (11/10/2020) sore. Kandidat Bupati Banjar 2020-2024 Andin Sofyanoor secara mengejutkan, berucap bahwa ada pemikiran kalau ingin memenangkan pertarungan di Pilkada 2020, siapkan uang sebanyak-banyaknya untuk membeli suara masyarakat atau pemilih.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Nah, dia juga menyatakan siap kalau paslon lain membagikan Rp200 ribu per suara. Dia bisa saja lebih besar dengan menyiapkan Rp300 ribu per suara atau per orang.

Namun, itu tidak akan dilakukan Andin Sofyanoor mengingat konsekuensi dan sebagai pemegang mandat ulama.

Jika, di Kabupaten Banjar ada 300 ribu suara/pemilih. Tentu, 200 ribu pemilih harus terangkum untuk bisa menang. Lantas, Rp200 ribu per suara dikalikan 200 ribu pemilih sehingga paslon harus sediakan biaya Rp40 miliar.

“Kalau gaji bupati hanya 50 juta rupiah dikalikan setahun atau 12 bulan, tentu hanya mendapatkan 600 juta rupiah. Kalau 4 tahun jabatan menjadi 2,4 miliar. Dibandingkan 40 miliar, tentu 2,4 miliar masih jauh,” katanya.

Sedangkan paslon yang menggunakan money politic untuk meraih suara dengan membeli, tentu tak mau rugi. Seberapapun kaya dan memiliki uang, Rp40 miliar bukanlah sedikit.

Lalu, ada di pikirannya hanya ingin mengembalikan modal. Tidak sempat lagi sedikitpun memikirkan untuk membangun daerah.

“Masyarakat tentu tidak bisa menuntut, karena suaranya sudah dibeli,” imbuh dia.

Satu hal penting lainnya adalah, melakukan money politic dengan membeli suara pemilih, tentu dia harus seizin alim ulama dan habaib.

“Kami bisa membagikan uang Rp300 ribu per suara kalau diizinkan alim ulama dan habaib. Tapi, itu tidak mungkin. Kami dipilih atas mandat ulama, tentu harus memiliki izin ulama untuk melakukan money politic dan itu sudah pasti melanggar peraturan,” ungkap Andin, yang juga doktor ahli hukum tata negara.

Usai bersilaturahmi warga Kuin Kecil dan mendengar langsung jawaban warga yang menyatakan menolak tegas money politic.

Kandidat Bupati Banjar Andin Sofyanoor beserta tim pemenangan, berpamitan untuk meneruskan perjalanan ke Desa Terapu dan Handil Baru.

Ada hal cukup menggelitik tapi cukup mengharukan ketika berada di Desa Handil Baru. Curhat bernada satire diutarakan warga setempat tentang daerahnya disampaikan kepada kandidat bupati Banjar nomor urut 2 ini. (dya/bersambung)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh