Memprihatinkan. Itulah yang dialami seorang nenek yang sudah renta. Adalah Normadiah (72), warga RT 2, Kelurahan Jawa Kecamatan Martapura. Dia hidup hanya sebatangkara. Dulu dia pernah sebagai pembantu rumah tangga, namun sekarang sudah berhenti. Karena tulang pinggangnya tergeser, hingga mengakibatkan dia tak bisa berbut apa-apa.
MARTAPURA, Muhammad Husen Al Madani
WAJAH keriput itu tampak menghias raut Normadiah. Sesekali dia melempar senyum kepada siapa pun yang sempat mampir ke rumahnya. Siang itu, suasana rumahnya terlihat agak sepi.
Serta merta, penulis bersama Lurah Kampung Jawa mengetuk rumah yang cukup sederhana itu. Dari balik pintu, muncul seorang nenek yang sudah berusia senja. Dengan suara yang lembut, dia pun meminta kami masuk ke rumahnya.
Di dalam rumah yang berukuran 4 x 5 meter itu, dia hanya tinggal sendirian. Kemudian, kami terlibat perbincangan yang santai.
Nenek berasal dari Simpang Empat Kabupaten Banjar ini bercerita, dia mengikuti orangtuanya ke Martapura dan harus berpisah dengan suaminya sekitar 30 tahun terakhir.
Karena ibunya adalah seorang pensiunan aparat, jadi ingin mendekati tempat pengambilan gaji, namun setelah ibunya meninggal dia hidup sebatangkara di kota orang, ia menjadi pembantu rumah tangga untuk bertahan hidup sendiri.
“Saya tinggal di Martapura sudah tiga puluh tahun, sejak ikut orang tua saya kesini, dan yang lebih menyakitkan saya harus berpisah dengan suami tanpa kata cerai dan hingga sekarang. Mungkin dia sekarang sudah mati,” tutur Normadiah.
Sejak itu dia hidup dengan ibunya di Martapura, namun setelah beberapa tahun ibunya meninggal, yang membuat Norhamidah terpaksa harus banting tulang menjadi pembantu rumah tangga untuk bertahan hidup.
Namu sekarang dia sudah tidak bisa lagi bekerja, karena untuk berdiri dan berjalan saja dia sudah tidak mampu.
“Untuk makan sehari-hari saja tidak mampu, apalagi untuk bayar kos rumah. Namun ada donatur yang berhati mulia bersedia membantunya dengan memberikan uang senilai Rp1 juta untuk bayar kos yang sudah menunggak selama empat bulan,” turunya.
Orang yang memberikan bantuan kepada nenek itu, mengetahui keadannya setelah membuka sosmed (sosial media) dari Kelurahan. Kemudian, bersedia memberikan uang untuk biaya hidup ibu tersebut.
Sementara itu, kondisi nenek ini juga mendapat perhatian dari aparat kelurahan. Dia mendapatkan perawatan, sehingga sekarang sudah mulai bisa berdiri.
Rencananya, nenek ini akan dititipkan ke panti jompo, karena dia sudah tidak bisa mencari nafkah lagi. Dan untuk itu pihak kelurahan sudah melakukan kordinasi dengan Dinsos (dinas sosial) dan panti jompo.(*)