TAPIN – Acara Ba’ayun Maulid yang dilaksanakan tiap tahun, di bulan Robiul Awal, bulan kelahiran Nabi Muhammad Saw ini selalu ramai pengunjung. Tak heran, acara ini selalu dijaga petugas keamanan dari tim gabungan dari Polisi Resort Kabupaten Tapin, TNI dari Kodim 1010, Satpol PP Kabupaten Tapin, panitia pelaksana beserta Banser.
Acara berjalan lancar, meskipun pengunjung penuh dan berdesak-desakkan. Namun, situasi dinilai masih kondusif.
Menurut keterangan Petugas Satpol PP, Rizali yang bertugas di tempat acara, setiap tahun kondisi keamanan di acara ini cukup kondusif, terkadang hanya ada beberapa pengunjung yang pingsan karena kelelahan.
“Iya, hampir setiap tahun acaranya berjalan lancar dan aman terkendali. Mungkin kalau ada kejadian cuma orang yang pingsan karena kelelahan berdesak-desakan,” ujarnya.
Petugas keamanan sudah mulai berjaga sejak pengunjung berdatangan. Terlihat satuan polisi lalu lintas pun turut menertibkan lalu lintas pengunjung yang keluar dan masuk menuju tempat acara ba’ayun maulid.
Tradisi ini telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu. Sehingga banyak orang yang mengikuti, tak hanya masyarakat Kabupaten Tapin, tetapi juga masyarakat dari luar daerah.
Warga asal Gambut, Mastiah mengaku telah mengikuti tradisi ini sejak dia masih cukup muda. Hingga kini setelah memiliki anak serta cucu, dia tetap mengikuti tradisi ini dengan membawa serta anak cucunya.
“Saya sudah lama mengikuti tradisi ini. Sampai anak cucu saya juga ikut ba’ayun. Saya berasal dari Gambut, berangkat dari rumah sekitar jam 3 subuh naik mobil pribadi. Saya mempunyai hajat supaya diberikan kesehatan, panjang umur, begitu pula anak cucu saya selamat dunia akhirat, aamiin,” ujarnya.
Lain lagi Ijak, dia jauh-jauh dari pedalaman Kapuas untuk mengikuti tradisi ini. Ia berangkat satu hari sebelum hari H bersama dengan rombongan. Dengan santai dan menebar senyum, ia begitu menikmati ayunan yang terbuat dari sarung tersebut.
“Saya mempunyai hajat, supaya bisa pergi umrah. Makanya saya kesini handak ba’ayun. Saya berangkat bersama rombongan dari Banjarmasin,” ujarnya.
Acara ini pernah pernah mendapat rekor MURI tahun 2008, dengan jumlah ayunan 1.055 buah. Sedangkan tahun 2017 ini sudah mencapai 4.890 ayunan. Sungguh jumlah yang fantastis sekali, dan tidak menutup kemungkinan setiap tahun jumlahnya akan semakin meningkat.(ana/sai)