Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar

Legenda Air Terjun Tumaung

Avatar
493
×

Legenda Air Terjun Tumaung

Sebarkan artikel ini

HANTAKAN,KORANBANJAR.NET – Tim promosi Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan bersama Tim KPH Hulu Sungai turut serta dalam inventarisasi ekowisata yang ada di KPH Hulu Sungai, belum lama tadi.

Potensi air terjun sangat banyak ditemukan, termasuk di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Air Terjun Tumaung salah satunya, disediakan bagi berjiwa petualang alam. Lokasinya berada diperbatasan antara kecamatan Hantakan dan Batang Alai Timur. Letaknya memang agak jauh dari ibukota kabupaten HST. Ketinggian air terjun ini mencapai 20 meter dan dibawahnya membentuk sebuah genangan sebelum mengalir ke sungai.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Hawanya dingin dan sejuk. Untuk mencapai air terjun Tumaung, dari Hinas Kiri, masih bisa menggunakan kendaraan roda 2 atau trail sejauh kurang lebih 3 Km di atas jalan bebatuan, dan selebihnya harus ditempuh dengan berjalan kaki menelusuri jalan setapak. Perjalanan menuju air terjun Tumaung di pegunungan Meratus memang melelahkan dan bikin nafas ngos-ngosan karena medannya terjal dan curam.

Apalagi jika kalian baru pertama kali melakukannya. Akses jalan menuju ke tempat ini belum digarap, oleh karena itu agar tidak tersesat sebaiknya membawa guide dari masyarakat setempat. Lokasi ini bisa dicapai setelah menempuh perjalanan selama satu setengah jam berjalan kaki. Deburan air terjun Tumaung memang cukup deras dari ketinggiannya yang mencapai lebih 20 meter. Airnya bersih dan bening, hawanya dingin menyejukkan.

Jika kalian berkesempatan mengunjungi tempat ini pasti akan puas dibuatnya. Kebeningan air pegunungan, gemuruh air putih yang jatuh berbenturan dengan batu, dan percikan-percikan air yang beterbangan bagai embun, mampu menghapuskan dahaga dan kepenatan setelah melakukan perjalanan kaki yang melelahkan. Dibalik keindahan air terjun Tumaung ini, ternyata menyimpan legenda yang cukup menggelitik hati.

Batu yang menjadi sandaran air terjun ini konon merupakan jelmaan datu yang saat itu dikutuk dewa berkepala tujuh. Dewa kepala tujuh ini sendiri diakhir hayatnya juga menjelma menjadi batu. Yang lebih menarik, ternyata dibawah air terjun terdapat sebuah goa yang cukup dalam dan menurut informasi bermuara ke Kotabaru.

Menurut penuturan warga setempat, dulu seorang penebang kayu pernah memilirkan kayu hasil tebangannya melewati air terjun ini. Namun setelah diterjunkan, pohon ini tenggelam dan tidak pernah muncul lagi kepermukaan air.

Jika informasi ini benar, maka perlu berhati-hati kalau mau mandi. Namun oleh warga setempat, goa ini kemudian dipagar dengan kayu ulin sehingga cukup aman untuk mandi. Sungguhpun demikian, karena sungai dibawah air terjun ini cukup dalam, dihimbau untuk tetap berhati-hati. (dishutprovkalsel)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh