TIDAK ada yang istimewa dari lapangan voli ini. Biasa saja. Seperti kebanyakan di pedesaan. Namun bagus tidaknya sebuah sarana olahraga, tidak menjadi tolak ukur bagi seseorang yang ingin sukses sebagai atlet. Di pedalaman Kecamatan Loksado, mereka membuktikannya.
Muhammad Hidayat, Loksado
SEKIRANYA hampir semua SDN di Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) memiliki infrastruktur lapangan voli di halamannya. Lapangan voli tersebut selain digunakan siswa, juga saat sore hari juga digunakan pemuda kampung masing-masing. Baik untuk sekedar hiburan warga yang pernah menelurkan atlet daerah.
Setiap sore menjelang tenggelamnya matahari, masyarakat Loksado kebanyakan berkumpul di lapangan voli yang ada di SD Negeri di kampungnya masing-masing. Rata-rata pemuda dan juga kadang ada orang dewasa serta anak-anak ikut bermain voli.
Tujuannya mengisi waktu luang, setelah siangnya beraktivitas mulai dari bersekolah, hingga bertani dan berburu.
Setiap hari olahraga mereka adalah voli saja, sehingga cara bermain mereka bisa dikatakan sudah mahir. Bagi saya yang di kampung juga rajin bermain voli, segi teknik bermain mereka begitu tinggi, tidak kalah dengan permainan orang kelas provinsi.
Begitu pula dengan kekuatan. Melihat permainan mereka di pinggir lapangan saja bisa menyurutkan mental saya untuk ikut bermain. Dengan rata-rata mereka memiliki bentuk tubuh yang atletis, ditambah permainan rutin, menghasilkan betapa keras dan tajamnya pukulan smes mereka.
Seorang pemuda kampung/dusun Kadayang Desa Haratai RT 3 Sanno mengatakan, infrastruktur lapangan voli di SD Negeri lah satu-satunya lokasi hiburan terpusat di kampungnya, yang berada paling ujung Kecamatan Loksado itu.
Ia tak mengingat pasti sejak kapan, tetapi sudah lama aktivitas masyarakat gemar bermain voli ini. Tetapi ia berujar, hanya menggunakan fasilitas lapangannya.
Untuk bola voli nya, Sanno mengatakan milik masyarakat sendiri. Ada dari sumbangan, patungan, maupun pemberian orang-orang dermawan di kecamatan maupun kabupaten.
“Ini saja baru kemarin kita dikirimi orang bola, tinggal net voli lagi yang belum baru,” ujarnya. Jarring net di SDN Haratai 3 yang mereka gunakan di kampungnya sudah tua dan minta diganti.
Kampungnya Kadayang diungkapkannya, pernah menelurkan atlet tingkat provinsi. Sewaktu ia masih SMP, sebanyak 5 orang remaja Kadayang termasuk ia sendiri mewakili warga Kabupaten HSS dalam ajang O2SN.
“Saya sendiri, Attik, Irsa, Madriono, Mardi dan Hatrin,” paparnya menyebutkan nama yang pernah mengikuti O2SN 2013 di Balikpapan, dan 2014 di Jakarta.
Olahraga voli selain menjadi hiburan, kini diidentikkan dengan olahraganya masyarakat Loksado. Menurut Kasi Unpeg Kecamatan Loksado Roby, selain karena lapangan dan sarana untuk permainan lain belum ada, juga karena olahraga murah meriah.
Maksudnya, untuk bermain voli di kampung tanpa harus setiap hari membeli peralatan bermain, serta hanya menggunakan lahan yang relatif sempit. Sehingga saat ini masyarakat Loksado rata-rata memiliki hobi bermain voli.
Sekolah yang halamannya memiliki fasilitas lapangan voli di Kecamatan Loksado di antaranya SDN Muara Ulang 1, SDN Loksado, SDN Loklahung, SDN Haratai 1, SDN Haratai 2 dan SDN Haratai 3.
Sampai saat ini, dikatakan Roby, meski fasilitas sekolah dimanfaatkan masyarakat di luar sekolah, tidak pernah ada aduan dari pihak sekolah. Baik mengenai kerusakan fasilitas sekolah maupun masalah lainnya. (*)