RANTAU, KORANBANJAR.NET – LANGKA! Ternyata, Tiang Masjid Keramat Banua Halat sering Mengeluarkan Ini. Masjid Al Mukarammah di Desa Banua Halat, Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin merupakan salah satu objek wisata religius di Kabupaten Tapin yang memiliki keunikan dan keanehan. Bagaimana tidak, sampai sekarang salah satu tiang masjid tersebut yang disebut tiang miring, sering mengeluarkan minyak.
Masjid ini dibangun H. Syafrullah atau dikenal orang dahulu dengan gelar Datu Ujung. Ada juga yang menyebutkan masjid ini didirikan Haji Mungani Salingnata tahun 1840.
Pemerintah Kabupaten Tapin melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tapin, terus membina objek wisata religius ini, karena memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri hingga mampu menyedot wisatawan dari luar daerah.
Di masjid Al Mukaramah Banua Halat ini setiap hari selalu ada saja orang yang berkunjung, mereka datang dengan niat sholat dan berdoa di masjid. Bahkan adapula yang hanya sekadar selamatan dengan membawa dan menyajikan kuliner kue khas daerah seperti roti apam tumpi, bingka dan kue untuk.
Setiap tahun, khususnya di bulan Maulid, masyarakat setempat selalu menggelar kegiatan atau tradisi Baayun Maulid di Masjid Keramat Banua Halat. Kegiatan itu tersebut tak hanya menarik perhatian warga sekitar, tetapi juga masyarakat daerah lain. Tak heran, pengunjung yang datang pada setiap kegiatan mencapai ribuan hingga puluhan ribu orang.
Dalam prosesi beayun ini sebanyak ribuan ayunan terhampar di dalam masjid hingga halaman Masjid. Ayunan tergantung di atas bambu lengkap dihiasi pucuk daun kelapa, janur kuning yang diselipkan di ayunan yang terbuat dari kain berwarna kuning.
Kain berwarna kuning merupakan kain khas yang selalu digunakan masyarakat dalam setiap ritual adat dan prosesi keagamaan. Ayunan penuh pernak-pernik unik dengan nilai yang baik tadi menambah nilai sugesti spiritual bersama doa para habib, ulama dan tokoh agama.
Seraya mengayun peserta bersenandung dzikir dan kumandang shalawat dengan merdu melalui lantunan Syair Barjanzi, Maulid Habsy, Asyrakal dan Shalawat Diba yang penuh pujian terhadap Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw.
Di-iringi irama dari tabuhan gendang rebana dan kincir gelang berbahan metal logam , menciptakan suasana meriah dan ketenangan di hari kelahiran Rasulullah Nabi Muhammad Saw, pada 12 Rabiul Awal.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tapin melalui Kepala Bidang Kebudayaan, Ibnu Mas’ud mengakui wisata budaya religius di Kabupaten Tapin memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri dan dinilai mampu menyedot wisatawan dari luar daerah Tapin.
Di Kabupaten Tapin ada maqam para alim ulama, di samping masjid yang kerap di kunjungi para penziarah, di antaranya Maqam Ulama di Desa Gadung, Maqam Datu Suban, Maqam Datu Nuraya dan Maqam Datu Sanggul Rantau.
“Kita telah membuatkan rute jalur wisata reliigus untuk para wisata penziarah yang berkunjung ke Tapin. Rute pertama kami arahkan rombongan ziarah mengunjungi Masjid Al Mukarammah Desa Banua Halat, dilanjutkan ke Gadung untuk ziarah ke Maqam H Akhmad Kai Hannur terus ke Maqam Syekh Salman Al Farisi di Desa Gadung Kecamatan Bakarangan.
Setelah dari sana menuju Masjid An Noor di Desa Parigi Kecamatan Bakarangan, selanjutnya ke desa Pandahan Kecamatan Tapin Tengah di Pandahan. Di sana ada juga Masjid Keramat, selanjutnya ke arah Muara Muning Kecamatan Tapin Tengah dan Kecamatan Candi Laras Selatan di Muara Pabauangan. Di situ ada maqam Syekh Ahmad Barmawi.
Dari Pabaungan rombongan penziarah dapat terus melanjutkan perjalanan ke arah Margasari, di sini bisa singgah untuk melihat masjid tua di Pasar Lama, selanjutnya ke Maqam Datu Qabul dan H Muhammad di Batalas Kecamatan Candi Laras Utara.
Usai dari Margasari, sambung Ibnu, rombongan penziarah bisa melanjutkan perjalanan kembali menuju Tapin Tengah di Desa Mantangkarangan, di sini ziarah ke Maqam H Muhammad Noor Aini (H Ayan).
Selanjutnya menuju Desa Bungur Kecamatan Bungur, di sana ada Maqam H Muhammad Saad, di maqam ini menurut informasi dari masyarakat bahwa dia yang dikubur di sini adalah keturunan ke enam Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.
“Selanjutnya setelah dari Bungur dilanjutkan kembali ke Tatakan, di sini ke Maqam Datu Suban, Datu Sanggul dan Datu Nuraya,” pungkasnya.(mj-002/sir/kie)