BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Gerakan Revolusi Hijau yang telah dicanangkan Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor sejak 3 Februari 2017 lalu bertujuan untuk mengurangi lahan kritis di Kalimantan Selatan.
Dengan adanya program tersebut, luas lahan kritis di Kalimantan Selatan terus-menerus berkurang secara signifikan. Ini hasil dari spirit Revolusi Hijau yang menjadi ruh energi luar biasa atas upaya bersama mengurangi 640.708 lahan kritis.
Revolusi Hijau merupakan langkah konkret semua pihak, pemerintah, swasta dan masyarakat untuk menyelamatkan Bumi Antasari.
“Mari kita selamatkan bumi anugerah Allah ini dengan menjaga dan memeliharanya. Salah satunya adalah dengan cara menanam, menanam dan menanam, untuk anak cucu kita,” demikian diutarakan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel DR. Hanif Faisol Nurofiq, S.Hut, MP.
Spot lokasi penanaman di Kawasan Tahura berada di Desa Tiwingan ini, pemandangan alamnya tak kalah menariknya dengan objek Wisata Raja Ampat, Provinsi Papua Barat.
“Di tempat ini, tidak hanya memiliki pesona keindahan lerengan bukit nan indah, tetapi juga pesona pemandangan alam yang luar biasa. Spot ini berada di Dusun Sungai Luar, Desa Tiwingan Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar,” pungkasnya.(humas dishut kalsel/sir)