Kembali truk bermuatan berat dikeluhkan dan meresahkan warga Desa Simpang Warga, Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar, karena diduga telah merusak jalan.
BANJAR, koranbanjar.net – Berdasarkan penelusuran dan pengecekan koranbanjar.net ke lokasi, Minggu (7/7/2024), beberapa warga mengungkapkan keresahannya terhadap truk pengangkut muatan berat, seperti tali, besi dan sebagainya, dikarenakan truk-truk tersebut melintas di jalan poros, akses satu-satunya keluar masuk warga dalam beraktivitas.
“Kerusakan jalan ini selain akibat air pasang, juga karena sering dilalui truk-truk besar bermuatan tali, besi dan barang lainnya yang dibawa dari laut,” terang Ali warga Desa Simpang Warga.
Tak hanya Ali, warga Desa Simpang Warga lainnya bernama Asrul atau akrab disapa Asul mengaku kerap menutupi kerusakan, yang kebetulan posisi jalan rusak tepat di depan rumahnya.
“Setiap kali memperbaiki jalan pakai uang pribadi. Bahkan pernah salah satu anggota dewan di Kabupaten Banjar yang baru terpilih lewat aja hanya mendadahkan tangan, padahal jelas melihat kita bergotong royong menutupi lubang-lubang jalan yang rusak,” bebernya.
Tak hanya salah satu wakil rakyat di Kabupaten Banjar yang diketahui dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berinisial S, tetapi para pengusaha angkutan berat pun sikapnya kurang lebih sama.
Ditanya apakah selama ini ada bantuan dari para pengusaha angkutan berat yang beraktivitas di lingkungan Kecamatan Aluh-Aluh, Asul dengan nada kesal mengatakan tidak pernah ada.
“Truk-truk itu, kemudian mobil-mobil pribadi yang terlihat mewah, sama sekali tak pernah menyumbang lewat begitu aja, senonoh ada yang menyumbang cuman tiga ribu,” ungkapnya.
Parahnya lagi, jalan poros berlubang itu kerap menimbulkan kecelakaan, bahkan sampai menimbulkan korban kritis dilarikan ke rumah sakit.
“Tidak kehitung mas kecelakaan di sini, ada yang sampai terlempar ke atas pelataran rumah saya ini,” ceritanya.
Alhasil, puluhan tahun keberadaan jalan ini dari kerusakan kecil hingga makin meluas, tidak ada sama sekali para pemilik usaha angkutan berat itu memberikan bantuan menutupi atau menambal jalan rusak berlubang.
“Ada pernah satu kali tapi itu sudah lama, saat sekarang sudah tidak pernah lagi,” sebutnya.
Asul berharap agar para pengusaha angkutan dan pelabuhan yang berada di lingkungan Kecamatan Aluh-Aluh agar bersama-sama menjaga dan memelihara jalan poros.
“Kami tidak melarang bekerja di lingkungan sini, akan tetapi sama-sama lah menjaga, memelihara jalan jangan sampai rusak parah,” pintanya.
Selain itu yang harus diperhatikan lanjut Asul muatannya dikurangi, jangan melebihi kapasitas atau overload, minimal 8 ton.
Kepada pemerintah setempat atau Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar bersama perangkat desa, tambahnya, harus secepatnya mengadakan pertemuan atau musyawarah mengenai persoalan angkutan berat diduga merusak jalan ini.
Sementara koranbanjar.net mencoba ingin meminta penjelasan kepada ketiga pemilik usaha, yakni Haji Ibrahim, Haji Darli, dan asyahril. Namun sayangnya tutup dan pemiliknya juga tidak berada di tempat.
Pada berita sebelumnya juga sudah pernah dikonfirmasi diantaranya atas nama pemilik Haji Ibrahim melalui salah satu karyawannya bernama Wahyudi mengakui jika hampir setiap hari mengangkut barang berupa tali kawat seling dan lain sebagainya.
“Usaha ini berjalan sudah tiga tahun,” ucap Wahyudi disela pekerjaannya memuat tali seling berukuran besar dan terlihat sangat berat dari sebuah kapal dimuat ke dalam bak dump truck.
Dirinya juga mengungkapkan selama ini belum pernah ada teguran dari pihak aparat desa mengenai muatannya yang melebihi kapasitas itu.
Soal jalan berlubang dan sebagian sudah ada yang rusak, Wahyudi juga mengaku tidak ada upaya menutupi lubang-lubang jalan itu.
“Kalau dulu memang ada menutupi jalan berlubang itu, sekarang sudah tidak ada lagi, karena bukan cuman kami melintasi jalan ini,” sebutnya.
Tak jauh dari tempat aktivitas usaha Haji Ibrahim, ada CV Berkah Laut Utama usahanya juga di bidang pengiriman barang-barang berupa tali dan besi ke Pelabuhan Trisakti Banjarmasin.
Bedanya, CV Berkah Laut Utama menggunakan angkutan kadang lebih besar dan panjang, menurut keterangan warga, truk panjang besar inilah yang sangat dikhawatirkan akan merusak jalan.
“Iya benar kami mengirim barang setiap hari, tetapi bukan cuman barang Pak Syahril aja banyak barang-barang orang lain dikirim melalui pelabuhan ini,” ungkap Mardiansyah salah satu karyawan CV Berkah Laut Utama dengan pemilik usaha bersama Haji Syahril.
Bahkan Mardiansyah yang duduk bersama karyawan lainnya juga mengaku angkutan yang digunakan kadang berupa truk berukuran besar dan panjang.
Namun salah satu karyawan membantah jika muatannya melebihi kapasitas atau di atas 8 ton. Dirinya menjelaskan jika barang-barang yang akan dikirim sebelum ke Pelabuhan Trisakti dibagi atau dilangsir terlebih dahulu.
“Kami tidak pernah lagi mengirim di atas delapan ton, saat ini caranya dilangsir dulu,” bantahnya, kendati mengakui kerap menggunakan angkutan panjang dan besar. (yon/bay)