Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, peran Kostratani (Komando Strategis Pembangunan Pertanian) sangat dibutuhkan khususnya membantu petani meningkatkan produktivitas.
Hal demikian seperti dilakoni Kostratani Kabupaten Banjar, dengan mendampingi petani melakukan ubinan.
ALUH-ALUH,koranbanjar.net – Target Kementerian Pertanian (Kementan) yaitu peningkatan produktivitas 7% per tahun. Ini terjadi kalau ada yang menggerakkan.
“Dan, menggerakkan itu tentunya penyuluh dan petani dengan didukung Kostratani,” ujar Syahrul.
Hal peranan Kostratani ini juga ditegaskan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, yang mengatakan peran Kostratani justru menjadi sangat penting untuk meningkatkan produksi pertanian.
“Kostratani ini ibarat menu lengkap, dari hulu hingga hilir pertanian akan menjadi maju, mandiri dan modern. Apalagi di saat ini COVID-19 dan masa New Normal, peran Kostratani menjadi meningkat dalam menyediakan stok pangan,” tegas Dedi.
Kementan terus melakukan sinergi dalam pembangunan pertanian. Salah satunya dengan memantapkan peran Kostratani.
Optimalkan Peran Kostratani
Di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan, peran Kostratani dioptimalkan dalam mendampingi petani melakukan kegiatan usaha tani termasuk melakukan ubinan.
Kordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Aluh – Aluh, Abdul Razak AMd mengatakan, Penyuluh dan Mantri Tani saat ini melakukan pengawalan dan pendampingan kepada Kelompok Tani (Poktan) yang berlokasi di Kecamatan Aluh Aluh, Senin (03/08/2020).
“Pendampingan dilakukan adalah melakukan ubinan tanaman padi varietas Arjuna dan Haidir,” ungkap Abdul Razak.
Penyuluh pertanian Syamsuddin SP bersama Samaniah SST, Mantri Tani di Desa Simpang Warga Dalam yang melakukan pengubinan melaporkan, jika hasil dari ubinan di Poktan Karya Membangun diketuai Syarkawi mencapai 3,8 kilogram atau 6,8 ton per hektare Gabah Kering Panen (GKP) dengan varietas arjuna.
“Ubinan juga dilakukan di Poktan Bina Warga ketuanya Mahyuni dengan hasil 4 kilogram atau 6,40 ton per hektare GKP,” tutur Syamsuddin.
Sinergi antara petani dan penyuluh pertanian dalam mengelola usaha tani, merupakan wujud dari dukungan terhadap program Kementan untuk menjaga stok bahan pokok.
Abdul Razak menyampaikan, segenap penyuluh pertanian akan terus melakukan supervisi dan pengawalan terhadap kegiatan utama Kementan.
“Salah satunya ialah mengoptimalkan Kostratani,” pungkasnya. (sukadi/bayu/bbpp binuang/dya)