Aisyah (4,5), bocah perempuan ini menjadi korban perceraian kedua orang tuanya. Kini dia tinggal bersama kakeknya, Syahrani (60), warga Gg XII H.Arif, Kelurahan Kelayan Dalam, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin. Untuk dapat memenuhi kebutuhan sebagai anak-anak, seperti jajan, dia terpaksa harus ikut kakeknya begadang setiap malam mengais rezeki dengan cara mengemis di tepi jalan.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Kakek dari Aisyah, Syahrani (60) saat dijumpai koranbanjar.net, Kamis dinihari, (7/4/2021) sekitar pukul 04.47 WITA, di tepi jalan samping Swiss Bel Hotel, Jl. P. Antasari, Kelurahan Kelayan Luar, Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, bercerita bocah yang tidur dipangkuannya itu adalah cucunya, Aisyah (4,5).
Aisyah (4,5) menjadi korban perceraian orang tuanya yang sekarang tinggal di Gang Binjai, Kelurahan Pekapuran Raya, Kecamatan Banjarmasin Tengah. Profesi ayahnya hanya seorang buruh bangunan kayu. “Abahnya betukangan ai (buruh bangunan),” ungkapnya.
Sementara ibu Aisyah bekerja di Kota Barabai, Hulu Sungai Tengah ikut bersama temannya berjualan. Aisyah mempunyai adik perempuan yang masih berumur 2 tahun dan ikut bersama ibunya.” ungkapnya.
Syahrani mengaku setiap malam duduk di tepi jalan (seberang Mitra Plaza) Kota Banjarmasin, bersama Aisyah untuk meminta-minta, karena siang dia bekerja di Pasar Lima sebagai buruh angkut bawang.
Alasan Syahrani malam duduk bersama cucunya mengemis, “Kalau siang aku begawi di pasar, lawan jua kada nyaman pina ada yang melihat kasian cucu nih kalau-kalau supan kena inya,” ungkap dia.
Aisyah ikut bersama kakeknya karena dia ingin ikut mencari nafkah untuk uang jajan, “Kami mulai jam sebelas di sini,” ucapnya.
Selama duduk berbincang dengan Syahrani ada beberapa orang yang melintas melemparkan uang ke arah Syahrani. Hasil dari mengemis di tepi jalan itu dari pukul 23.00 WITA mlam hingga pukul 06.00 WITA pagi, dia bisa mendapatkan antara Rp35.000 sampai dengan Rp75.000. “Cuma cukup buat Aisyah belanja,” pungkasnya.(mj-33/sir)