MARTAPURA – Pembuat dan penjual sari lahang (sari dari pohon aren, red) hampir punah. Meski demikian, sampai sekarang masih ada yang melakoni profesi tersebut. Salah seorang di antaranya, Sabri (45), warga Desa Tambak Anyar, Kecamatan Martapura Timur ini masih berjualan lahang selama kurang lebih 3 tahun.
Selain itu, dia juga berprofesi sebagai penyadap (sari dari pohon aren) sudah selama 15 tahun. Menurut Sabri, sekarang minat generasi muda sangat kurang dalam melestarikan minuman khas ini. Sebaliknya, meskipun ada yang menyukai minuman ini, namun disalahgunakan untuk menjadi minuman yang memabukkan (dicampur dengan minuman lain).
Saat ini, hanya dia dan seorang temannya yang menjual air lahang di Martapura. Mereka berdua sama-sama menjual sari pohon aren di Pasar Batuah Martapura.
Sabri yang sudah 3 tahun menjual air lahang di Pasar Batuah tersebut, setiap hari harus bolak balik menggunakan taksi dari rumah, di Tambak Anyar ke Pasar Batuah yang jaraknya kurang lebih 10 km.
Berbagai peralatan yang identik dengan air lahang tak juga selalu dibawa ke pasar, seperti tukil (tempat penampung terbuat dari bambu, red) serta beberapa jiriken dan cangkir kecil untuk pembeli yang mau menikmati air lahang.
Padahal, andai tidak membawa tukil ke pasar dia tetap bisa berjualan dengan menggunakan wadah yang lebih simpel seperti kantong plastik. Namun, jika menjual tidak menggunakan tukil para pembeli akan mengira dia menjual tamulawak.
“Penjual air lahang bahari bila ke pasar pasti membawa tukil, lamun kada pakai tukil kaina disangka urang bajual tamulawak, sebab warnanya sama,” ujar Sabri.
Dia menambahkan, jika tidak menggunakan tukil, air lahang akan cepat rusak, karena air tersebut alami tidak memakai bahan pengawet.
Mengingat penjual lahang semakin langka, Sabri merasa khawatir jika lama kelamaan penjual air lahang akan punah.
“Saya merasa khawatir jika tidak ada yang meneruskan berjualan ini, mungkin nanti jajanan ini menjadi sejarah saja,” tuturnya.
Alasan Sabri bukan tanpa sebab, selain generasi penerus terlihat tidak ada yang melakoni profesi pembuat air lahang, diakuinya bahwa proses pembuatan air lahang tidak mudah.
“Proses pengambilan air lahang ini harus dari turun temurun, karena dari keturunan di ajarkan bagaimana cara mengambilnya dan juga ada ”mantra” tertentu, jadi tidak sembarangan orang mengambil air lahang,” jelasnya enggan memberi tahu mantra tersebut.
Sabri berjualan tidak mematok harga berapapun, dia hanya menjual dengan sukarela, terkadang juga dia hanya memberikan air lahang kepada pembeli, jika dia lihat pembeli itu orang yang tidak mampu.
Penikmat air lahang ini lumayan banyak dari orang tua hingga remaja, karean rasanya yang menyegarkan dan khas. Selain itu, air lahang memiliki khasiat dan bisa mengobati berbagai macam penyakit. Seperti diabet dan penyakit lain.
“Minuman ini bisa menjad obat berbagai penyakit, mulai dari penyakit ginjal, orang jika habis operasi minum ini sangat bagus, karrena getah sari pohon aren ini cepat untuk menyembuhkan luka,” pungkasnya.(sen)