Komisi IV Berencana Panggil Manajemen RS Pelita Insani, Buntut Dugaan Pembuatan Kuitansi Sesukanya Terhadap Pasien Rawat Inap

Ketua Komisi IV DPRD Banjar, Syarwani.
Ketua Komisi IV DPRD Banjar, Ahmad Syarwani.

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Banjar, Ahmad Syarwani siap menerima pengaduan keluarga pasien rawat inap RS Pelita Insani, yakni Hj. Maslimah, yang diduga mendapat kuitansi tagihan biaya opname yang dibuat sesukanya oleh manajemen RS Pelita Insani Martapura. Bahkan, komisi yang membidangi kesehatan tersebut berencana meminta klarifikasi dari pihak manajemen RS Pelita Insani, setelah menerima surat pengaduan dari keluarga pasien.

MARTAPURA, koranbanjar.net – Ketua Komisi IV DPRD Banjar, Ahmad Syarwani kepada koranbanjar.net, Selasa, (11/1/2022) menegaskan, dia yakin bahwa keluarga pasien tidak mempersoalkan jumlah tagihan biaya rawat inap yang diminta pihak RS Pelita Insani. Dan sangat wajar, kalau keluarga pasien meminta rincian dari biaya tagihan tersebut.

“Kami dari Komisi IV yang membidangi kesehatan di Kabupaten Banjar meminta kepada manajemen rumah sakit, baik itu rumah sakit pemerintah maupun swasta, sudah seharusnya memberikan pelayanan yang transparan kepada setiap pasien. Wajar kalau pasien itu meminta rincian tagihan, karena mereka bayar,” tegasnya.

Nah, terkait dengan kasus yang dialami Hj. Siti Maslimah, pasien rawat inap di RS Pelita Insani yang mendapatkan tagihan biaya sama persis dalam dua kali perawatan, sedangkan perawatan yang dijalani jauh berbeda, Ahmad Syarwani meminta kepada keluarga pasien agar segera mengajukan surat pengaduan ke DPRD Banjar. Atas dasar itu, pihaknya akan memanggil manajemen RS Pelita Insani, untuk meminta klarifikasi.      

Sementara itu, putra kedua dari pasien Hj. Siti Maslimah, Denny Setiawan mengungkapkan, dirinya sudah berusaha beritikad baik kepada pihak manajemen RS Pelita Insani untuk meminta klarifikasi tentang tagihan rawat inap orang tuanya yang sangat janggal. Namun tidak dilayani dengan baik.

“Ibu saya (Hj. Siti Maslimah) menjalani rawat inap di RS Pelita Insani selama 1,5 hari mulai tanggal 9 sampai dengan 10 Januari 2022 dengan biaya tagihan opname dari hasil rekam medis pihak BPJS Rp4.483.000, kemudian dibayar Rp3.362.250. Sebelumnya, enam bulan yang lalu, ibu saya juga pernah berobat rawat inap di RS Pelita Insani selama 7 hari, mulai tanggal 23 sampai 29 Juni 2021, tapi tagihannya sama persis dengan tagihan biaya opname selama 1,5 hari yakni, hasil rekam BPJS Rp4.483.000 dan dibayar Rp3.362.250,” bebernya.

Kwitansi tagihan rawat inap mulai tanggal 9 sampai 10 Januari 2022. (foto: dok pribadi)
Kwitansi tagihan rawat inap mulai tanggal 9 sampai 10 Januari 2022. (foto: dok pribadi)

Dia mengakui, belum lama tadi pada hari ini, Selasa, (11/1/2022), pihak manajemen RS Pelita Insani telah menghubungi dirinya lewat telepon dan memberitahukan, bahwa hasil diagnosa tagihan biaya opname ibunya yang semula sebesar Rp3.362.250 ternyata memang selisih, ada kelebihan sekitar Rp1,5 juta.

Kwitansi tagihan tanggal 23 sampai 29 Juni 2021. (foto: dok pribadi)
Kwitansi tagihan tanggal 23 sampai 29 Juni 2021. (foto: dok pribadi)

“Saya katakan, kenapa baru saja disampaikan? Kenapa tidak sejak kemarin, ketika saya minta klarifikasi, perincian tentang tagihan tersebut? Ini bukan sekadar persoalan salah perhitungan atau selisih perhitungan. Ini soal kejujuran, soal melayani masyarakat. Rumah sakit itu kan tempat melayani orang sakit, tujuannya untuk menyembuhkan. Bukan malah orang sakit, kemudian disakiti lagi? Apakah tidak punya hati nurani? Ingat setiap perbuatan dipertanggungjawabkan di akherat. Mungkin hukum manusia bisa dihindari, tetapi hukum Allah tidak bisa, ingat itu?” tegasnya.

Denny juga menambahkan, sampai sekarang dia masih menunggu itikad baik dari pihak manajemen RS Pelita Insani. Kalau memang dia betul-betul memiliki hati bersih, dan menyadari kelalaiannya, rendahkan hati. “Untuk mengakui kelalaian itu tak perlu gengsi, justru dengan begitu orang akan simpatik. Sebaliknya, kalau pihak manajemen RS Pelita Insani masih ngotot tidak mengakui kelalaianya, saya akan terus berupaya minta kepada pihak berwenang untuk menelisik kejanggalan-kejanggalan di manajemen RS Pelita Insani,” tutupnya.(sir)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan ke Jumiadi Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *