Masdinah (36) merupakan warga Desa Alat, Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) menceritakan kejadian ketika bencana banjir bandang menerjang rumahnya saat malam hari.
AHMAD SYAIFIN NUHA, Hantakan
KISAH pilu menyayat hati yang dialami Masdinah bersama kedua orang buah hatinya ini terjadi pada Rabu (13/1/2021) sekitar pukul 22.00 Wita.
Hampir terlelap, Masdinah dikejutkan suara yang berasal dari luar rumah. Warga setempat membunyikan tanda bahaya disertai teriakan lantang.
“Warga keliling membangunkan semua orang, memberitahu bahwa air mulai naik dan masuk rumah,” ujar Masdinah, Selasa (26/1/2021).
Mengetahui debit air mulai naik, Ia pun bergegas mengunci pintu rumah dan lari menyelamatkan diri bersama anak-anaknya menuju tempat yang lebih tinggi.
Wajar saja, suami Masdinah sedang mencari nafkah di luar daerah saat musibah banjir bandang menerjang.
Setelah tiba di rumah warga lain yang lebih tinggi, ternyata luapan air sungai masih saja terus meningkat.
“Tidak lama air kembali naik, kami lari lagi ke perkebunan karet warga di bukit,” ungkapnya.
Akhirnya Masdinah bersama keluarga dan warga lainnya terpaksa harus bertahan di bawah pohon karet, seluruh tubuhnya basah diguyur hujan. Ia menggigil kedinginan sepanjang malam.
Dini hari itu juga, para lelaki di desa setempat kemudian memeriksa perkampungan mereka.
“Kita tanyakan kepada warga kondisi rumah-rumah di sana, katanya sudah habis semua,” terang Masdinah.
Kamis siang, Masdinah terkejut mendapati hampir seluruh rumah warga porak poranda diterjang banjir.
Separuh rumahnya hancur, seluruh barang-barang terkena lumpur bahkan sebagian lenyap terseret luapan arus sungai.
“Tidak ada kepikiran menyelamatkan barang berharga, hanya anak yang paling penting,” katanya.
Desa Alat Kecamatan Hantakan sendiri merupakan sebuah pemukiman yang sebagian besar terletak di bantaran sungai.
Oleh karenanya, sebagian rumah warga dan tempat ibadah di sana hilang terseret banjir bandang.
Jembatan penghubung desa lenyap, rumah-rumah tersisa yang terendam banjir meninggalkan lumpur hingga sebagian lainnya mengalami kerusakan parah. (mj-30/dya)