Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar

Kisah Inspiratif; Pedagang Sayur Ini Dulunya Ternyata Adalah Geng Perampok

Avatar
1177
×

Kisah Inspiratif; Pedagang Sayur Ini Dulunya Ternyata Adalah Geng Perampok

Sebarkan artikel ini

Nasib seseorang memang tidak ada yang bisa menebak. Selama seseorang terus berjuang mencari rejeki, Tuhan pasti akan memberikan apa yang mereka harapkan, rela bekerja keras agar bisa memenuhi kebutuhan hidup mengeluarkan dari masa lalu yang kelam.

MAULIDA, Kelua

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

SALAH satu kisah inspiratif yang memiliki makna mendalam datang dari Hairil Iskandar. Pria yang saat ini berprofesi sebagai tukang sayur keliling ini ternyata dulunya adalah seorang geng perampok

Dilihat dari penampilannya dan juga dagangan yang terlihat seperti penjual sayur pada umumnya, barangkali orang-orang tidak akan menyangka kalau bapak satu ini dulunya adalah seorang perampok yang sering merampok di perumahan tepatnya di Kota Tanjung Kabupaten Tabalong.

“Sebelum saya jual sayur, saya pernah di penjara selama 18 bulan karena dulu saya merampok. setelah bebas di penjara, saya ingat dengan anak dan istri saya, kasihan kalau saya tetap merampok jadinya saya berhenti dan memilih jualan sayur” ungkap Hairil dengan getir.

Ikut di dalam sebuah geng perampok yang anggotanya dari berbagai kampung di Tabalong, Hairil kedapatan tugas di Tanjung untuk melakukan aksinya, dan pada saat itu juga polisi melakukan penangkapan geng perampok tersebut dan berakhirlah Hairil dan kawanannya di penjara dengan estimasi waktu berbeda-beda bahkan ada yang sampai 4 tahun di sel.

Saat berhenti dari pekerjaannya, Hairil sempat bingung ingin membuka usaha apa dengan modal hanya Rp70 ribu, sedangkan orang-orang disekitarnya tidak mau meminjamkan modal buat usaha dikarenakan masa kelamnya dulu sebagai perampok dan pada akhirnya dicobanya lah jualan sayur keliling.

Uniknya, teknik marketing pada jualan sayur keliling milik Hairil ini, dilengkapi speaker dan setiap hari saat mulai berjualan musik selalu dinyalakan sehingga orang-orang yang mendengarnya sontak langsung keluar rumah dan membeli dagangan Hairil ini.

Hairil mengatakan kalau jualannya tersebut dengan adanya musik membuat orang-orang di sekitar menjadi senang dan terhibur bahkan setiap sore sekitar jam lima di Dukuh, Banyu Tajun, Binturu, sampai Kelua, anak-anak menunggu di pinggir jalan untuk mendengarkan musik dangdut bahkan ada yang sambil berjoget ketika musiknya sudah terdengar.

“Setiap mau pulang, saya kan lewat Dukuh, Banyu Tajun, Binturu dan Kelua, anak-anak pada jam lima menjaga di pinggir jalan nunggu saya lewat mau berjoget semuanya, bahkan ada yang kayak pawai mengikuti saya dari belakang,” sambungnya.

Darimana ide berjualan sayur pakai irama musik? Setelah hampir sekitar 4 tahun berjualan sayur keliling, Hairil menemukan metode baru dalam berdagang sayur dengan musik ini pada saat selesai salat hajat di bulan Ramadan tadi.

“Saya dapat ide jualan pakai musik ini pada saat salat hajat, saya sedang berdoa dan menyerahkan diri tiba-tiba aja langsung dapat ide pakai musik saat jualan sayur ini,” ujarnya lagi.

Kemudian Hairil berencana untuk memakai musik saat berjualan itu setelah bulan Ramadan, Karena kalau pas orang-orang puasa, takutnya terganggu oleh musik tersebut.

Hairil bersyukur kalau dagangannya setiap hari selalu habis, dan pendapatannya juga cukup untuk kebutuhan hidup dan sekolah anaknya

Anaknya yang masih kelas 6 SD juga selalu mendapatkan rangking 1 dan 2 di sekolah. Bingung dengan kepintaran anaknya, pihak sekolah pun menelusuri lagi ternyata ayahnya sedang di penjara. Itu adalah suatu kebanggaan yang besar bagi Hairil yang dulu tidak pernah sekolah hingga sampai sekarang tidak bisa membaca.

Di saat berdagang pun juga sering orang-orang berhutang sayur dan bahkan bisa sampai seminggu orang belum membayar, tetapi Hairil tidak pernah sekalipun menagih hutang kepada orang-orang. Jadi dia ikhlaskan begitu saja karena dia juga pernah merasakan bagaimana rasanya kalau tidak punya uang untuk membeli kebutuhan hidup.

“Itu selama perjalanan hidup saya, yang pernah merasakan bagaimana sakitnya mencari rejeki dan pernah di penjara juga, tapi saya tidak tahu lagi bagaimana rekan-rekan saya kemarin yang penting sekarang saya sudah lama insyaf, alhamdulillah merdeka,” pungkasnya. (mj-26/dya)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh