Kebakaran hebat terjadi pada kilang minyak milik Pertamina RU VI Balongan di Kabupaten Indramayu, sejak Senin kemarin (29/3/2021). Memasuki hari ketiga, Rabu, (31/3/2021) api yang berkobar di kilang minyak itu tak kunjung padam.
JABAR, koranbanjar.net – Air hujan yang biasa putih berubah menjadi hitam. Diduga kuat, berubahnya air hujan terkait dengan kebakaran dahsyat yang melanda tangki kilang minyak milik Pertamina RU VI Balongan.
Seorang warga Kelurahan Margadadi, Kecamatan Indramayu, Wahyu (38) mengatakan, hujan mengguyur dengan deras pada Minggu (28/3/2021) mulai sekitar pukul 23.30 WIB. Hujan turun dengan lebat yang disertai petir menggelegar.
Wahyu mengaku, terbiasa menampung air hujan dengan menggunakan beberapa ember untuk menyiram tanamannya. Hujan masih terus turun hingga sekitar pukul 02.00 WIB meski dengan intensitas yang ringan.
“Saat pagi saya kaget, lihat air di dalam ember-ember penampungan ternyata berwarna hitam,” kata Wahyu dilansir dari Ayojakarta.com-jaringan Suara.com, Selasa (30/3/2021).
Berdasarkan pantauan wartawan, air di dalam ember milik Wahyu terlihat ada sisa-sisa seperti jelaga. Selain itu, terlihat pula ada lapisan minyak di atas permukaan air tersebut.
Tak hanya itu, daun-daun tanaman di halaman rumah Wahyu juga menunjukkan ada sisa-sisa air hujan yang berwarna hitam.
Begitu pula sisa genangan air di jalan di samping rumahnya, juga terlihat menghitam. Wahyu mengaku, tidak tahu penyebab pasti hal tersebut.
Namun, dia menduga, hal itu terkait dengan peristiwa kebakaran di kilang Pertamina Balongan. Rumahnya berjarak sekitar 15 kilometer dari lokasi.
Namun, asap kebakaran yang membumbung tinggi menyebar terbawa angin.
Hal senada juga diungkapkan seorang warga di Desa Tambak, Kecamatan Indramayu, Haris. Dia pun mengaku, kaget saat di pagi hari melihat sisa air hujan di depan rumahnya berwarna hitam.
“Saat saya cek, (sisa) air hujannya nglinyar (mengkilat seperti kena minyak),” tandas Haris
Belum Padam
Kilang minyak PT Pertamina Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang terbakar sejak Senin dinihari, (29/3/2021), masih terjadi hingga saat ini atau dihari ketiga, setidaknya ada 4 kilang yang sudah habis di lalap si jago merah.
Saat ditanyakan mengapa proses pemadaman tak kunjung usai, Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pun berbalik menanyakan kenapa proses pemadaman Kilang Balongan membutuhkan waktu yang lama.
“Bisa tanya ke Direksi kenapa tidak padamkan cepat?” kata Ahok kepada Suara.com, Rabu (31/3/2021).
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) turun tangan mencari tahu penyebab kebakaran di tangki T-301G area Kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat
Kementerian telah menerjunkan Inspektur Migas di lokasi kejadian yang dipimpin oleh Direktur Teknik dan Lingkungan Migas selaku Kepala Inspeksi Migas Wakhid Hasyim.
“Penyebab kejadian akan diinvestigasi setelah kebakaran berhasil diatasi. Saat ini Inspektur Migas sudah berada di tempat kejadian untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan, “ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji dalam keterangannya, Selasa (30/3/2021).
Insiden di Kilang Balongan yang menyebabkan kebakaran pada tangki T-301G, merembet ke 3 unit tangki lainnya yaitu T-301E, T-301F, T-301G dan T-301H yang terletak di dalam 1 bundwall .
Berdasarkan informasi awal, pada saat kejadian sedang turun hujan deras bersama petir. Saat ini, fokus tim kebakaran adalah memadamkan api dengan menggunakan busa serta dilakukan pendinginan pada tangki-tangki di sekitar tangki yang terbakar.
“Tangki yang terbakar sudah dilakukan isolasi dan tidak merambat ke tangki yang lain. Kondisi terkini yang bisa dilokalisir di dalam bundwall , dilakukan pendinginan area sekitar tangki terdampak,” kata Tutuka.
Tim pemadam kebakaran ( Fire Fighting ) terdiri dari Tim Pemadam RU VI dan dibantu tim dari RU IV Cilacap, TBBM MOR III, RU III Plaju, Tim Plumpang Jakarta, PJB PLTU Indramayu, Tim Damkar Kab Indramayu.
Sementara warga yang tinggal dalam radius 500 meter sampai 1 km dari tangki yang terbakar, telah dievakuasi ke lokasi 3 pengungsian yaitu di Islamic Center Indramayu, Pendopo Kabupaten Indramayu dan GOR Perumahan Bumi Patra.
Untuk radius 1 km, saat ini sudah kembali ke tempat tinggal. Lokasi pengungsian tetap menjalankan Prokes Covid-19.
Hingga saat ini, 6 orang korban yang luka bakar 40-50 persen dirujuk ke RSPP Jakarta untuk mendapatkan perawatan. 21 korban luka ringan di bawa ke RS Pertamina Bumiputera, RSUD Indramayu dan seluruh biaya perawatan di tanggung Pertamina, 20 orang sudah pulang ke rumah masing-masing.
Terkait pasokan BBM, Pertamina menjamin tidak ada gangguan pasokan BBM untuk DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Pasokan BBM penyangga diperoleh dari Kilang Pertamina RU IV Cilacap dan Kilang TPPI Tuban.
Kondisi pasokan nasional BBM aman, dengan perincian: Bensin 10,5 juta barel (27-28 hari), Solar 8,8 juta barel (20 hari) dan Avtur 3,2 juta barel (74 hari).(suara.com)