Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar

Ketua Dewan Pers Ingatkan Media Jangan Mindset Politik Belah Bambu

Avatar
298
×

Ketua Dewan Pers Ingatkan Media Jangan Mindset Politik Belah Bambu

Sebarkan artikel ini

Ketua Dewan Pers, Mohammad Nuh mengingatkan kepada semua media mainstream(media arus utama) baik cetak, elektronik dan online untuk tidak memiliki mindset(pola) politik belah bambu.

BANJARMASIN, koranbanjar.net –
M.Nuh mengemukakan hal itu ketika dirinya menjadi narasumber dalam acara Pelatihan Wartawan Media Ekonomi, diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan, Kamis (19/11/2020), bertempat di Hotel Golden Tulip Banjarmasin.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Menurut M.Nuh. namanya media itu posisinya diantara, oleh karenanya juga disebut mediator, berdiri diantara pilar-pilar. Kalau media itu sudah menempel pada dinding tertentu, maka esensi medianya hilang dan menjadi corong.

“Oleh karena itu media harus mengangkat keduanya, jangan yang kanan di positifkan, sedangkan yang kiri dinegatifkan, seperti politik belah bambu,” ujarnya.

Sehingga, kata M.Nuh. Media kita menjadi media kelompok tertentu, media simpatisan dan akhirnya menjadi tidak sehat.

Untuk itulah, mengapa media dikatakan sebagai pilar ke 5 dari demokrasi.

“Baik kanan, kiri, utara, selatan, timur dan barat, kita harus berada di tengah-tengah,” tegasnya.

Itu tadi, kata Mantan Menteri Pendidikan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini terkait dengan mindset.

“Jangan terlalu vulgar melakukan pembelaan, atau tidak membela lalu menghabisi si A atau si B, yang satu diangkat setinggi-tingginya, yang satu ditekan serendah-rendahnya seperi yang saya bilang tadi politik belah bambu,” bebernya.

Media harus menjadi pendingin, penyejuk, penghangat bukan malah menjadi pemanas. Kalau sudah memanas maka yang terjadi akan keluar keringat.

“Kalau kita sudah berkeringat, maka baju kita akan kita lepas, maka aurat terlihat,” ungkap M..Nuh.

Jika kedua kubu saling serang melalui media umumnya, sambung M. Nuh. Kelemahan si A diungkit-ungkit, kelemahan si B diungkit-ungkit, maka kelemahan dan aurat kita lah yang terepas.

“Jikalau sudah aurat terbuka, maka kita tidak dapat mengerjakan sholat,” pungkasnya. (yon)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh