Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Sufisme

Ketika ‘Orang Gila’ Memberi Nasihat Kepada Ahli Sufi

Avatar
2774
×

Ketika ‘Orang Gila’ Memberi Nasihat Kepada Ahli Sufi

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI - Dialog sufi dan orang gila.
ILUSTRASI - Dialog sufi dan orang gila.

Kisah seorang ahli sufi, Dzun Nun Al Misri memang selalu menarik untuk disimak. Salah satu kisahnya ketika dia bertemu dengan Sa’dun, seorang “gila” dengan banyak kebijaksanaan. Saat bertemu dengan Sa’dun, Dzun Nun pun meminta nasihat.

Sufi Dzun Nun suatu malam melakukan tawaf di Ka’bah. Tiba-tiba dirinya bertemu dengan seorang yang juga melakukan tawaf.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Dalam tawafnya ia mendengar ucapan ‘orang gila’ tersebut, “ Wahai Tuhanku! Aku adalah hamba yang terbuang diantara makhluk-Mu.  Aku memohon kepada-Mu hal-hal yang bisa mendekatkan diriku pada-Mu. Dan aku memohon kepadamu dengan perantaraan orang-orang terpilih disisi-Mu, siramilah diriku dengan gelas cinta-Mu, dan sibakkanlah tirai kebodohan dari hatiku, sehingga aku terbang dengan sayap-sayap rinduku kepada Mu dan berdialog kepadamu di sisi tiang-tiang kebenaran dianta taman-taman keagungan Mu.”

Kemudian orang misterius tersebut menangis, lalu tertawa. Setelah itu ia pergi. Dengan rasa penasaran Dzun Nun mengikuti orang tersebut. Tampak ia menelusuri jalan-jalan kota Mekah yang rusak.

Tak lama kemudian ia menoleh ke Dzun Nun dan berkata,” Apa yang engkau lakukan dengan mengikutiku. Tidakkah engkau mempunyai kesibukan lain?”

Dzun Nun balik bertanya,” Siapakah nama Anda, semoga Allah merahmatimu?”

“Aku adalah hamba Allah,” jawabnya singkat.

“Anak siapa?” ujar Dzun Nun bertanya lagi.

“Anak hamba Allah,” katanya.

Kemudian Dzun Nun berkata,” Aku tahu bahwa seluruh makhluk adalah hamba Allah dan anak hamba Allah. Namun siapa namamu?”

“Namaku Sa’dun,” ujarnya.

“Kamu orang yang dianggap gila,” kata Dzun Nun. Kemudian sufi ini bertanya lagi,” Siapakah yang lewat perantaraan mereka engkau memohon kepada Allah?”

Dia menjawab,” Mereka adalah kaum yang menuju Allah dan telah terbuka tabir cintanya, dan mereka merasa takut kepada Allah, seperti rasa takut kepada malaikat zanabiyah.” Setelah itu ia bertanya lagi,” Bukankah engkau Dzun Nun.”

Dzun kemudian mengangguk. Dia kemudian berkata,” Wahai Dzun Nun aku dengan engkau sering memberi nasihat ilmu, maka  berikanlah kepadaku ilmu tentang makrifat kepada Allah.”

“Engkaulah yang lebih layak menularkan ilmu,” jawab Dzun Nun.

“Hak orang yang bertanya adalah dijawab,” katanya. Ia pun kemudian bersyair :

Hati para arif selalu rindu

Hingga beda dekat dengan-Nya setiap saat

Ia jerihkan cinta kepada Tuhannya

Tiada yang dicintainya selalu selain Dia. (*)

Sumber: Islam.co

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh