Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman dalam berbagai kesempatan sering kali menyatakan, bahwa kondisi pangan Nasional dan Global sedang tidak baik-baik saja.
BANJARABRU,koranbanjar.net – Kondisi iklim yang ekstrim ini mengancam 8 milyar manusia. Untuk itu, diperlukan upaya khusus agar masalah ini teratasi. “Tahun ini merupakan tahun penentu, jika berhasil, maka tahun depan pangan akan aman” tegasnya.
Untuk itulah, pemerintah dengan segala upaya mengusahakan bagaimana menangani hal ini secepat mungkin. Di seluruh Indonesia, seluruh Insan pertanian yang terlibat terus bergerak. Salah satu solusinya adalah dengan melakukan optimalisasi lahan.
Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menekankan bahwa kunci sukses pembangunan pertanian adalah peningkatan produktivitas, yang berada di tangan petani dan penyuluh.
Menurutnya, BPPSDMP Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya untuk meningkatkan kapasitas SDM melalui melalui peningkatan kompetensi teknis, manajerial dan sosiokultural.
“Siapa SDM pertanian itu? Ya petani, penyuluh, petani milenial, Poktan, juga Gapoktan. Kami siap untuk genjot produktivitas dengan, mensupport program-program pertanian,” kata Dedi.
Berkaitan dengan hal tersebut, Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK-PP) Negeri Banjarbaru selaku Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, kembali menggelar kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) pengembangan Desa Mitra, yang kali ini dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Selatan.
SMK-PP Negeri Banjarbaru di 1 Minggu terakhir, telah melaksanakan Bimtek ini di dua tempat berbeda. Kegiatan pertama, di Desa Timbaan, Tapin Selatan, Kabupaten Tapin, pada 23-24 Juli 2024.
Kemudian kegiatan ke dua, dilaksanakan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Beruntung Baru Kabupaten Banjar, pada 25-26 Juli 2024.
Adapun masing-masing peserta di tiap Kabupaten adalah 30 orang peserta. Mereka terdiri dari Babinsa, Penyuluh dan Petani dari wilayah tersebut. Kegiatan dalam bentuk bimbingan teknis tersebut mengangkat tema upaya antisipasi darurat pangan.
Dalam Bimtek Desa Mitra di dua kabupaten tersebut, materi yang didapatkan berupa perawatan dan perbaikan mesin pompa air dan handtraktor, juga tentang optimalisasi lahan untuk budidaya padi sawah, varietas, dan teknologi pemupukan.
Sedangkan narasumber yang dihadirkan berasal dari Balai Pengujian Standar Instrumen Pertanian Lahan Rawa (BPSIP Lahan Rawa) Banjarbaru, dan Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI), Serpong.
Di kesempatan ini Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso memaparkan semua insan pertanian harus sadar dan saling dorong untuk terus berupaya meningkatkan area tanam dan menambah indeks pertanaman minimal 2 kali.
“Jika lahan untuk tanam ke dua atau ke tiga kering, maka lakukan pompanisasi, sehingga penanaman bisa segera dilakukan”, ujar Kepala Sekolah.
“Sesuai arahan dari Kementan agar perluasan area tanam dan pompanisasi berjalan maksimal, maka petani harus memiliki kemampuan lebih dalam mengoperasikan mesin pompa dan handtraktor. Sehingga, salah satu materi dari bimtek tersebut adalah bagaimana melakukan perawatan dan perbaikan alsintan, khususnya pompa dan dan handtraktor,” imbuh Budi.
Sementara di BPP Beruntung Baru, Kabupaten Banjar yang dihadiri Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjar, Warsita mengajak petani untuk merubah mindset dalam menanam.
“Petani kalau sudah tanam sekali hasilnya bagus, maka tidak mau tanam lagi. “Nah, ini jadi PR kita semua, bagaimana merubah mindset masyarakat tersebut,” terang Warsita.
“Kita semua harus berpikir jika pertanian adalah bisnis, sehingga terus menerus sepanjang tahun. Terlebih yang hadir adalah orang-orang yang dekat dengan petani, sehingga harus berkolaborasi dengan baik. Jangan sampai ada lahan pertanian yang kosong, harus tanam!,” pungkasnya. (tim ekspos smk pp negeri banjarbaru/dya)