MARTAPURA – Keberadaan pengatur lalulintas dadakan alias ‘Pak Ogah’ di sejumlah ruas jalan Kota Martapura sepertinya menuai pro dan kontra.
Pasalnya, beberapa pengendara roda dua yang ditemui koranbanjar.net menuturkan, kebiasaan sebagian ‘Pak Ogah’ cenderung mengutamakan pengendara yang mengasih duit, bahkan tak jarang pengendara roda dua sering dihentikan lantaran mendahulukan pengendara roda empat.
“Iya mereka terkadang mengutamakan yang ngasih duit, bahkan saya pernah ngerem mendadak karena dihalangi untuk mendehulukan mobil, padahal saya bisa langsung lewat,” ujar pengendara roda dua, Alfin.
Namun sebaliknya diutarakan pengendara roda dua lainnya Hj Mirna. Menurutnya, keberadaan Pak Ogah sangat membantu, apalagi bagi dirinya yang tidak terlalu mahir dalam berkendara merasa sangat terbantu.
“Keberadaan mereka tentu sangat membantu saya, karena diaturkan oleh mereka, apalagi saya yang tidak terlalu mahir,” ungkap Mirna
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Banjar H Mawardi mengatakan, keberadaan ‘Pak Ogah’ menjadi dilema bagi Dinas Perhubungan. Keberadaan ‘Pak Ogah’ tentu tidak diperbolehkan, namun di sisi lain keberadaan mereka sangat membantu.
“Gimana yah, mereka itu sebenarnya tidak diperbolehkan, tapi dengan keterbatasan personil kita, justru keberadaan mereka sangat membantu kita gitu,” ujar H Mawardi Di ketahui ‘Pak Ogah’ sering kali muncul dadakan dan datang secara sukarela. Mereka memenuhi sejumlah titik jalan, misalnya di sejumlah titik, seperti jalan A Yani Km 40 Martapura.(sai)